Pada tanggal 12 Agustus 2018, Yayasan Peta Bencana mengubah sebagian jalan yang sering dilalui kendaraan bermotor di Semarang dengan instalasi seni jalanan anamorphic, yang secara eksklusif dirancang untuk membangun ketahanan menghadapi musim hujan yang akan datang! Setiap hari Minggu pagi di Semarang, jalan-jalan utama di pusat kota ditutup untuk kendaraan bermotor dalam rangka Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day) mingguan, memberi jalan bagi ribuan pejalan kaki, jogging, pesepeda, dan pemain skate. Peta Bencana mengambil kesempatan ini untuk meluncurkan acara kesiapsiagaan untuk musim hujan 2018/2019; ketika orang-orang yang lewat berhenti untuk berswafoto dengan instalasi seni jalanan, mereka diingatkan untuk terus membagikan foto-foto mereka dengan PetaBencana.id selama musim hujan, dan berkontribusi pada pemetaan banjir komunitas secara real-time. PetaBencana.id mengumpulkan laporan yang telah dikonfirmasi mengenai banjir dari berbagai media sosial dan memvisualisasikannya dalam sebuah peta berbasis web yang gratis, sehingga setiap orang memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk tetap aman dan terhindar dari bahaya saat terjadi banjir. Informasi ini dibagikan kepada badan-badan penanggulangan keadaan darurat, yang juga dapat memperbarui peta dengan informasi terkait banjir yang sangat penting, sehingga menciptakan saluran komunikasi dua arah yang transparan untuk semua orang di kota. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan kesadaran tentang program penanggulangan bencana mereka kepada para pengunjung Car Free Day. Anggota BPBD Kota Semarang juga menjelaskan peran mereka dalam upaya penanggulangan bencana banjir dan manfaat dari laporan masyarakat yang masuk ke PetaBencana.id bagi para manajer bencana dalam mendukung respons berbasis bukti.
Beberapa warga menyatakan pentingnya memahami peran BPBD Kota Semarang selama kejadian banjir. Anggota BPBD Kota Semarang menyatakan bahwa mereka merasa senang karena memiliki kesempatan untuk tidak hanya menginformasikan kepada masyarakat tentang inisiatif mereka, tetapi juga dapat terlibat dalam percakapan yang lebih dalam dengan mahasiswa, bahkan mengundang para mahasiswa untuk mengunjungi Pusat Data dan Komando. Umpan balik menunjukkan bahwa acara ini berhasil dalam mendukung penguatan jaringan masyarakat, dan membangun pemahaman kolektif tentang upaya berbasis masyarakat untuk ketahanan banjir.
Beberapa pengunjung Car Free Day mengungkapkan antusiasme mereka terhadap acara ini, menjelaskan bahwa acara ini jarang terjadi dan sangat disambut baik karena melibatkan berbagai komunitas, LSM, dan lembaga penanggulangan bencana. Para pengunjung sangat antusias untuk mengetahui tentang peluncuran platform ini di Semarang, dan berkomentar bahwa dengan meningkatnya frekuensi kejadian banjir di Semarang, platform ini akan menjadi alat yang berguna untuk berbagi informasi tentang banjir dan membantu mereka dalam menavigasi kota dengan aman.
Leave a Reply