News

  • 2025 Peta Gotong Royong diluncurkan dengan penghargaan internasional!

    Pada negosiasi iklim PBB baru-baru ini di Bonn (SB62), pembicaraan diwarnai dengan kebuntuan yang intens dengan sedikit kejelasan tentang bagaimana dunia akan memenuhi tujuan adaptasinya. Diskusi terbaru di Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah gagal menyelesaikan jadwal untuk Laporan Penilaian Ketujuh (AR7), sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang ketersediaan data iklim yang tepat waktu untuk pembuatan kebijakan.

    Di saat ilmu pengetahuan dan aksi iklim global mengalami penundaan yang signifikan, para aktor lokal mengambil langkah untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin cepat. Hari ini, kami meluncurkan Peta Gotong Royong, sebuah platform baru dengan bantuan AI yang dirancang untuk mendukung bantuan bencana peer-to-peer, memberdayakan aksi lokal, dan menutup kesenjangan kritis dalam respons kemanusiaan. Dibangun di atas fondasi terpercaya PetaBencana.id, Peta Gotong Royong memperluas komitmen selama satu dekade untuk memperkuat ketangguhan masyarakat melalui teknologi yang terbuka dan mudah diakses.

    “Masyarakat harus dibekali untuk bertindak saat bencana terjadi,” kata Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana. “Peta Gotong Royong membangun tradisi gotong royong yang kuat di wilayah ini dengan menyediakan perangkat digital yang sesuai dengan tantangan abad ke-21.”

    Nashin Mahtani, Director of  Disaster Map Foundation (Yayasan Peta Bencana) shared a preview of Peta Gotong Royong during the UN Global Platform for DRR in Geneva, where it received wide acclaim on the international stage.

    Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana membagikan pratinjau Peta Gotong Royong dalam acara UN Global Platform for DRR di Jenewa, di mana peta ini mendapat sambutan yang luas di panggung internasional.

    Penelitian telah menunjukkan bahwa pada jam-jam kritis dan hari-hari setelah bencana, sebagian besar tindakan penyelamatan nyawa dan bantuan langsung datang dari mereka yang sudah berada di lapangan. Namun, sistem tanggap bencana formal sering kali kesulitan untuk mengintegrasikan dan mendukung bantuan gotong royong di tingkat akar rumput secara efektif.

    Selama bencana, platform media sosial sering kali menjadi pusat penting untuk koordinasi dan berbagi informasi – tetapi volume postingan yang sangat banyak dapat dengan cepat menjadi sangat banyak, sehingga sulit untuk memverifikasi kebutuhan, memprioritaskan respons, dan memastikan bahwa bantuan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan. Peta Gotong Royong menjawab tantangan-tantangan ini dengan menyediakan platform terbuka yang gratis di mana siapa pun dapat melaporkan kebutuhan mendesak, menawarkan bantuan, dan dicocokkan secara real time – semuanya menggunakan alat yang sudah dikenal seperti WhatsApp dan browser seluler. Platform ini dirancang untuk memanfaatkan kekuatan media sosial-di mana sebagian besar koordinasi tanggap bencana telah terjadi-dan menyalurkannya ke dalam sistem yang terorganisir, terstruktur, dan dapat ditindaklanjuti yang dapat digunakan oleh masyarakat dan sukarelawan.

    Pada saat krisis, masyarakatlah yang bertindak sebagai penanggap pertama. Untuk membangun Indonesia yang lebih tangguh, kita harus terus memperkuat dan memanfaatkan semangat gotong royong, dan salah satu caranya adalah dengan menggunakan PetaBencana.id. Risiko yang kita hadapi dapat terjadi kapan saja, dan berbagi data dengan masyarakat melalui PetaBencana.id merupakan kontribusi penting sekaligus ekspresi unik dari gotong royong. Peta Gotong Royong, sebagai inisiatif terbaru dari PetaBencana.id, merupakan bentuk baru dari aksi kolektif yang penting. Mengapa disebut Gotong Royong? Karena ini tanpa pemimpin, karena kita semua setara dan kita semua bekerja sama untuk mengatasi masalah yang kita hadapi di lingkungan kita. Pentingnya peluncuran ini adalah untuk menumbuhkan dukungan kemanusiaan dengan Peta Gotong Royong oleh PetaBencana.id,” ujar Bapak Bambang Surya Putra, Direktur Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana.

    Bambang Suryaputra, Director of Logistics and Equipment Management at the National Emergency Management Agency, highlights the importance of community participation via Peta Gotong Royong in disaster response efforts.

    Bambang Suryaputra, Direktur Manajemen Logistik dan Peralatan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat melalui Peta Gotong Royong dalam upaya tanggap bencana.

    Menurut Indra Kurniawan, Kepala Departemen Penanggulangan Bencana PMI Kota Bogor 2015-2017 dan juga Penyintas Gempa Sukabumi 2022,

    “Sebagai seorang relawan dan anggota masyarakat yang sering terjun langsung ke lokasi bencana, saya sangat memahami pentingnya informasi yang cepat dan akurat. Peta Gotong Royong dari PetaBencana.id berfungsi sebagai jembatan yang sangat penting-menghubungkan warga, relawan, komunitas, dan pemerintah-sehingga kita dapat saling mengenal, saling mendukung, dan bertindak bersama. Hal ini memungkinkan semua pemangku kepentingan untuk dengan mudah mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi – apakah itu air bersih, makanan, obat-obatan – dan merespons dengan lebih efektif. Ini merupakan langkah penting dalam memperkuat respons bencana. Saya berharap alat ini terus disosialisasikan dan digunakan tidak hanya pada saat bencana, tetapi juga pada saat dibutuhkan. “

    Telah diuji dalam tahap uji coba awal selama banjir Februari 2025, platform ini menunjukkan tingkat pencocokan 70% lebih cepat dibandingkan dengan koordinasi media sosial konvensional saja.

    “Pada bulan Maret 2025, banjir bandang melanda beberapa daerah di Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Meskipun saya berada jauh di Deli Serdang, saya berkoordinasi dengan rekan-rekan Palang Merah Indonesia (PMI) di Padang Sidempuan untuk mengajukan permohonan bantuan melalui fitur Peta Gotong Royong di PetaBencana.id. Beberapa hari kemudian, permohonan saya dijawab oleh seorang donatur, dan para korban banjir dapat menerima bantuan logistik yang sangat dibutuhkan, seperti produk sanitasi untuk perempuan.

    Fitur Peta Gotong Royong sangat berguna bagi masyarakat. Fitur ini memungkinkan kita untuk meminta bantuan penting bagi para korban bencana dengan cepat dan efektif.

    PetaBencana.id adalah platform yang sangat berguna-tidak hanya untuk melaporkan bencana, tetapi juga untuk memfasilitasi gotong royong. Kami tidak hanya dapat meminta bantuan; kami juga dapat berkontribusi dan mendukung orang lain yang membutuhkan.”

    Supriadi, Palang Merah Indonesia (PMI) Deli Serdang, Sumatera Utara – Testimoni dari Pengguna Peta Gotong Royong

    Zahrotul Ulya, Direktur Eksekutif Daerah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Jawa Timur menggarisbawahi pentingnya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tanggap darurat dan pemulihan bencana. Dalam acara peluncuran resmi, ia mengatakan

    “Peta Gotong Royong dari PetaBencana.id dapat mengajak lebih banyak orang untuk berpartisipasi aktif dalam memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak bencana. Dengan akses yang mudah dan platform yang transparan, masyarakat dapat merasa lebih diberdayakan untuk terlibat dan berkontribusi secara nyata. Platform ini menyediakan alat untuk mengajukan beragam kebutuhan termasuk bantuan untuk kebutuhan rumah tangga, bayi, anak-anak, dan sebagainya, memberikan cara yang signifikan untuk merespons kebutuhan spesifik selama bencana.”

    Senada dengan pernyataan tersebut, Al Razi Izzatul Yazid, Humanitarian Division Head Rumah Zakat Indonesia menekankan peran perangkat ini dalam memajukan aksi kemanusiaan yang dipimpin oleh masyarakat lokal, dengan menyatakan:

    “Peta Gotong Royong dari PetaBencana.id adalah alat penting yang membantu mengidentifikasi kebutuhan mendesak dan memberdayakan masyarakat lokal, yang selalu menjadi penanggap pertama di saat krisis. Dengan mendukung koordinasi dan saling melengkapi dalam upaya kemanusiaan, platform ini mewujudkan komitmen kemanusiaan yang utama untuk tanggap bencana yang efektif dan dipimpin oleh masyarakat lokal.”

    I Nyoman Suartanu, dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), merefleksikan resonansi budaya dan spiritual dari platform ini:

    “Gotong royong berakar pada kemanusiaan kita – ini membutuhkan ketulusan, kesukarelaan, dan kesediaan untuk melampaui ego demi kebaikan yang lebih besar. Inisiatif terbaru dari PetaBencana.id, dengan Peta Gotong Royong, bukan hanya sebuah inovasi teknologi; ini adalah panggilan moral untuk menyatukan berbagai agama dan komunitas dalam semangat tanggung jawab bersama. Di PHDI, gerakan kami untuk mencintai kehidupan sangat selaras dengan inisiatif ini, dan kami berkomitmen untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana melalui kolaborasi, welas asih, dan tindakan kolektif.”

    Keselarasan dengan kearifan lokal ini juga dipuji oleh Yasser Atmanegara, Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Penanggulangan Bencana Jakarta, yang menyatakan:

    “Pertama-tama saya sangat senang bahwa nama ini dipilih dengan tepat karena ini adalah terobosan teknologi yang didasarkan pada kearifan lokal, semangat gotong royong. Peta Gotong Royong sangat menjanjikan sebagai platform yang tidak hanya untuk koordinasi, tetapi juga kolaborasi, lintas organisasi, sehingga memungkinkan distribusi bantuan yang lebih cepat, efektif, dan langsung. Peta Gotong Royong membantu memangkas birokrasi, mendukung respons antar sesama, dan menjadi catatan penting tentang partisipasi masyarakat dalam tanggap darurat dan pemulihan bencana. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya masyarakat kita ketika kita bekerja sama.”

    Di tengah meningkatnya risiko iklim di Asia Tenggara, inisiatif seperti Peta Gotong Royong menunjukkan potensi AI dalam meningkatkan ketahanan dan tanggap bencana. Sementara ilmu pengetahuan iklim global menghadapi tantangan politik, masyarakat lokal mengambil langkah proaktif untuk melindungi masa depan mereka.

    Platform ini juga mencerminkan tren yang lebih luas terhadap tata kelola bencana yang terdesentralisasi, seperti yang diakui dalam kerangka kerja ASEAN baru-baru ini tentang ketahanan iklim. Ketika penundaan politik global mengancam untuk memperlambat ilmu pengetahuan iklim global dan respons internasional yang terkoordinasi, inovasi seperti Peta Gotong Royong menawarkan jalan ke depan – di mana masyarakat tidak menunggu bantuan, tetapi memimpin.

    Fitur Utama Peta Gotong Royong:

    • Pelaporan Kebutuhan Secara Real-Time: Individu yang terdampak bencana dapat melaporkan kebutuhan mereka melalui platform ini, sehingga siapa pun dapat merespons dengan bantuan yang tepat dan tepat waktu.
    • Sistem Pencocokan Terdesentralisasi: Anggota masyarakat, organisasi lokal, dan relawan dapat berkoordinasi secara langsung, sehingga mengurangi penundaan distribusi bantuan.
    • Data Terbuka untuk Transparansi: Platform ini menyimpan catatan permintaan dan pemenuhan bantuan yang dapat diakses oleh publik untuk meningkatkan akuntabilitas dan menghindari duplikasi.
    • Integrasi Tanpa Batas dengan Media Sosial: Dirancang untuk bekerja dengan aplikasi perpesanan populer, membuat partisipasi menjadi mudah dan dapat diakses oleh khalayak luas.
  • 2025 Di tengah tiga siklon, berbagi informasi berbasis komunitas membentuk respons bencana

    Hujan deras dan angin kencang telah menyebabkan banjir di beberapa desa di Sulawesi Selatan sejak Jumat, 7 Februari 2025 (7/02/25). Destinasi wisata populer Bali juga terkena dampak parah, dengan gangguan pada perjalanan darat, laut, dan udara. Air banjir merendam rumah-rumah dan infrastruktur publik, dengan beberapa area mengalami ketinggian air setinggi pinggang. Saat air banjir naik, PetaBencana.id mencatat lonjakan laporan yang dihasilkan komunitas, memungkinkan tim respons darurat untuk bertindak cepat di area yang terdampak.

    Laporan yang dikirimkan ke PetaBencana.id dari warga di Kecamatan Turikale, Kecamatan Lau, Kecamatan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kecamatan Moncongloe merinci ketinggian banjir yang bervariasi dari mata kaki hingga setinggi pinggang. Berbagi informasi yang dipimpin komunitas melalui PetaBencana.id memainkan peran penting dalam membentuk upaya evakuasi. Laporan komunitas yang terverifikasi memberikan informasi penting kepada tim respons darurat dan relawan untuk segera mengarahkan bantuan ke lokasi yang paling membutuhkannya.

    Menanggapi laporan yang diunggah di PetaBencana.id, tim BAZNAS dengan cepat mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga di area banjir, meliputi Kecamatan Tanralili, Desa Borong, dan Dusun Ammarrang, Kabupaten Maros.

    Jumriah, seorang warga dari Sulawesi Selatan, menggarisbawahi peran partisipasi masyarakat dalam membentuk respons bencana:

    “Saat hujan lebat dan angin ekstrem terus melanda daerah kami, PetaBencana.id memungkinkan kami untuk saling mendukung dan memperkuat kesiapsiagaan komunitas dengan menyediakan cara sederhana untuk melihat dan berbagi laporan bencana secara real-time. Menyaksikan respons cepat yang muncul dari laporan yang dibagikan di platform, saya semakin menyadari bahwa mitigasi bencana adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama.”

    Seiring hujan lebat yang terus berlanjut, PetaBencana.id juga menerima peningkatan laporan yang mendokumentasikan dampak angin ekstrem, dengan insiden pohon tumbang yang menghalangi jalan dan atap rumah yang beterbangan di Kecamatan Simbang, Tanralili, Turikale, Lau, Moncongloe, dan Camba. Data real-time PetaBencana.id memungkinkan pihak berwenang setempat dan relawan untuk dengan cepat mengidentifikasi dan membersihkan jalan yang terblokir, memastikan pergerakan yang aman bagi warga dan responden darurat.

  • 2024: Setahun Penuh Aksi Kolektif

    Seiring tahun 2024—tahun terpanas yang pernah tercatat—akan segera berakhir, kita diingatkan bahwa kisah tahun ini bukan hanya tentang krisis, tetapi juga tentang perlawanan, kepedulian, dan kemungkinan. Ini adalah tahun dampak iklim yang meningkat, dengan panas memecahkan rekor dan serangkaian bencana yang tak henti-hentinya di seluruh dunia. Namun, di saat-saat krisis ini, kita juga menyaksikan kecerdikan dan solidaritas luar biasa ketika komunitas melangkah maju untuk saling menjaga. PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph dibangun untuk mendukung kekuatan kolektif ini. Dengan memanfaatkan apa yang komunitas sudah ketahui dan lakukan dengan terbaik—saling menjaga—platform ini telah mengubah ponsel pintar dan jejaring sosial menjadi infrastruktur penyelamat jiwa, membentuk sistem kepedulian yang mampu mengatasi tantangan zaman kita.

    Tahun ini, transformasi tersebut mengambil dimensi baru. Sepanjang tahun ini saja:

    Pada tahun 2024, platform kami mengalami peningkatan 150% dalam laporan bencana yang dikirimkan warga dibandingkan tahun sebelumnya. Setiap laporan bencana yang dikirimkan adalah pengingat bahwa ketahanan bukanlah tindakan soliter. Ini adalah tetangga yang menandai jalan yang terendam banjir, orang tua yang memperingatkan orang lain tentang kebakaran, pemimpin komunitas yang berbagi pembaruan penting. Ini adalah kecerdasan kolektif jutaan orang, yang bersatu secara real-time untuk melindungi apa yang paling penting. Kami telah menerima pesan-pesan mengharukan dari para ibu, guru, pemuda, manajer darurat, dan responden tentang apa artinya berpartisipasi secara kolektif dalam upaya pengurangan risiko bencana:

    🌀 Selama Topan Super Carina (Topan Gaemi) di Filipina, MapaKalamidad.ph menerima lebih dari 300 laporan topan dalam periode 36 jam, dan menjadi jalur komunikasi utama antara komunitas, unit pemerintah daerah, dan Office of Civil Defense (OCD). Laporan warga membantu membentuk dan memandu respons awal. Tahun ini, lebih dari 900 organisasi kemanusiaan telah menggunakan data dari PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph untuk mendukung respons, menunjukkan kekuatan kecerdasan kolektif dalam mengubah sistem perawatan. Menurut Kasbu, manajer darurat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rokan Hilir:

    🙋 Gerakan kami didukung oleh jutaan orang yang berbagi pengetahuan, melaporkan bencana, mendukung tetangga mereka, dan berkontribusi membangun masa depan yang berakar pada kepedulian timbal balik dan ketahanan kolektif. Katalis utama gerakan ini adalah jaringan duta pemuda dan iklim kami, yang tahun ini bertumbuh menjadi 1.330 duta aktif. Kami bangga dan bersyukur dapat bekerja sama dengan generasi pemimpin berikutnya, yang terus menunjukkan bahwa meskipun kaum muda adalah yang paling terdampak oleh bencana terkait iklim, mereka juga adalah pemimpin perubahan di komunitas mereka. Didukung oleh program hibah mikro kami, inisiatif proaktif mereka secara kolektif telah melatih lebih dari 42.174 orang dalam kesiapsiagaan bencana tahun ini saja. Itu adalah peningkatan 350% dalam inisiatif berbasis komunitas dibandingkan tahun lalu! 🤩

    Kami telah menandai beberapa tonggak penting tahun ini:

    Di awal tahun, MapaKalamidad.ph berkembang menjadi platform pemetaan multi-bahaya untuk seluruh Filipina. Kurang dari sebulan setelah peluncuran, warga sudah memanfaatkan fungsionalitas multi-bahaya yang baru terintegrasi selama Gempa Bumi di Caraga. Melokalkan perangkat lunak open-source kami untuk Filipina merupakan pengalaman yang sangat memuaskan, menunjukkan bagaimana perangkat lunak dapat berfungsi sebagai infrastruktur pengetahuan vital. Dengan membangun dari pekerjaan kami di Indonesia dan berbagi alat teknis, serta strategi dan pelajaran dalam penelitian komunitas, desain, dan penjangkauan, kami meluncurkan platform multi-bahaya dalam waktu singkat. Ini adalah bukti kekuatan dan pentingnya bekerja pada solusi open-source untuk adaptasi iklim, serta kekuatan kolaborasi dan pertukaran pengetahuan di antara Mayoritas Global.

    Pada bulan Juli, kami menandai tonggak besar untuk adaptasi iklim dengan peluncuran layanan notifikasi bencana real-time gratis pertama untuk semua warga Indonesia. 🚨 Inisiatif ini mengatasi tantangan mendalam yang disorot oleh Laporan Penilaian Keenam IPCC: kurangnya informasi relevan secara lokal dan tepat waktu sebagai penghalang kritis untuk adaptasi iklim yang efektif. Hanya dalam lima bulan, lebih dari 24.535 notifikasi telah dikirim, menjembatani kesenjangan informasi vital untuk membantu warga tetap terinformasi dan bertindak cepat. Namun layanan ini lebih dari sekadar tonggak teknis—ini berakar pada pemahaman tentang bagaimana orang memahami dan merespons risiko. Dengan merancang notifikasi berdasarkan penelitian ekstensif di berbagai demografi, dan mengintegrasikan pengetahuan lokal, kami memastikan bahwa notifikasi ini diterjemahkan menjadi tindakan yang berarti.

    🙌 Kisah-kisah yang dibagikan komunitas kami telah menegaskan bahwa di luar platform teknis, PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph adalah ruang untuk koneksi dan agensi. Semangat kolektif gotong royong di Indonesia dan bayanihan di Filipina, yang telah diperbarui melalui masa-masa sulit ini, adalah bukti kekuatan adaptasi iklim yang dipimpin komunitas.

  • 2024 Yayasan Peta Bencana dan KNTI menandatangani kesepekatan MOU untuk Perkuat Ketangguhan Pesisir dan Laut Bagi Komunitas Nelayan Tradisional

    Direktur Yayasan Peta Bencana, Nashin Mahtani, dan Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, menandatangani Nota Kesepahaman pada 25 November 2024 untuk meresmikan kemitraan antara kedua organisasi.

    Perubahan iklim mengancam 50% pasokan protein Indonesia, yang berasal dari sektor perikanan, dan berisiko mengganggu 6 juta dollar stabilitas sektor pertanian sebagai sumber pekerjaan bagi lebih dari 12 juta penduduk Indonesia. Nelayan tradisional Indonesia menjadi salah satu kelompok paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kenaikan permukaan airlaut, pola cuaca yang semakin tak terduga, serta cuaca ekstrem seperti badai dan banjir, mengancam keselamatan serta mata pencaharian mereka. Tantangan ini diperparah dengan akses yang terbatas terhadap informasi bencana yang akurat dan tepat waktu, yang dapat memperlambat upaya evakuasi dan mengganggu aktivitas para nelayan untuk melaut.

    PetaBencana.id, sebuah platform pemetaan bencana secara real-time yang pertama kali dikembangkan di Indonesia, memanfaatkan chatbot berbasis AI untuk menjembatani kesenjangan informasi penting ini. Senin, 25 November 2024, Yayasan Peta Bencana dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), organisasi yang aktif memperjuangkan kesejahteraan nelayan tradisional, telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) untuk berkolaborasi dalam meningkatkan mitigasi bencana, kesiapsiagaan, dan adaptasi perubahan iklim bagi komunitas pesisir dan nelayan di Indonesia.

    Kemitraan antara Peta Bencana dan KNTI bertujuan untuk menjawab tantangan mendesak ini dengan menggabungkan teknologi terkini Peta Bencana dalam pemetaan bencana secara real-time dengan jaringan komunitas akar rumput KNTI dan keahliannya dalam memberdayakan komunitas nelayan. Bersama-sama, kolaborasi ini akan berfokus pada:

    • Meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran bencana bagi nelayan tradisional dan komunitas pesisir melalui kampanye edukasi bagi komunitas.
    • Memberikan informasi bencana secara real-time kepada nelayan, memastikan langkah evakuasi dan mitigasi dapat dilakukan tepat waktu selama keadaan darurat.
    • Mendukung upaya adaptasi perubahan iklim dengan mengintegrasikan pengetahuan tradisional dan wawasan berbasis data untuk membangun ketahanan jangka panjang di wilayah pesisir.

    Nelayan tradisional berada di garis depan terhadap dampak perubahan iklim, namun sering kali menjadi kelompok terakhir yang menerima informasi bencana penting. Kemitraan ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas nelayan dengan alat dan pengetahuan yang diperlukan untuk melindungi kehidupan dan penghidupan mereka, sambil mendorong perlindungan yang lebih baik.

    Menurut Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, “Banjir rob adalah momok bagi masyarakat pesisir, khususnya bagi perempuan pesisir. Kehadiran banjir rob menambah beban perempuan pesisir, karena selain merendam rumah dan jalan, banjir rob juga seringkali menghambat mereka dalam memproduksi olahan hasil laut dan perikanan. Kolaborasi dengan PetaBencana.id ini akan mendukung anggota KNTI – yang terdiri dari nelayan kecil dan tradisional, pelaku budidaya, petambak tradisional, serta pengolah dan pedagang produk kelautan dan perikanan – dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim.”

    “Misi kami adalah memastikan informasi bencana yang mampu menyelamatkan banyak jiwa dapat diakses oleh semua orang,” ujar Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana. “Bermitra dengan KNTI memungkinkan kami memperluas jangkauan platform kami kepada nelayan tradisional Indonesia, memastikan mereka yang paling berisiko dapat membuat keputusan yang tepat selama bencana dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.”

    Kolaborasi ini penting untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh komunitas nelayan Indonesia, yang sangat bergantung pada laut demi kelangsungan hidup mereka tetapi semakin terancam oleh degradasi lingkungan dan perubahan iklim. Dengan memanfaatkan teknologi open-source dan pemberdayaan komunitas, Peta Bencana dan KNTI bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana, melindungi mata pencaharian pesisir, dan mempromosikan solusi berkelanjutan untuk masa depan yang lebih tangguh.

  • 2024 Indonesia memimpin inovasi keselamatan bencana: Memanfaatkan AI dengan kearifan lokal untuk adaptasi iklim

    Pada bulan Juli, Indonesia dilanda banjir besar dan kebakaran hutan di saat bersamaan; dengan banjir di Gorontalo yang berdampak pada lebih dari 36.000 penduduk, tanah longsor akibat hujan lebat di Papua Tengah yang berdampak pada 3.265 orang, dan kebakaran hutan di Aceh, Sumatra Selatan, dan Jawa Timur. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia mengalami peningkatan 39,39% dalam jumlah bencana alam pada tahun 2023, dengan total 5.940 kejadian dibandingkan dengan 3.544 kejadian pada tahun sebelumnya. Menurut Kepala BNPB, Suharyanto, Indonesia kini mengalami 15-17 bencana setiap harinya.

    Bencana terkait iklim telah menjadi semakin sering terjadi dan semakin parah, sehingga menimbulkan tantangan yang signifikan di seluruh negeri. Meskipun peristiwa di atas tidak selalu dapat dicegah, notifikasi bencana dapat secara signifikan mengurangi dampak bencana dengan memungkinkan penduduk dan tim tanggap bencana untuk mengambil tindakan pencegahan yang cepat. Selama bencana, akses ke informasi terbaru sangat penting bagi masyarakat untuk memahami tindakan apa yang dapat dilakukan untuk melindungi diri, keluarga, dan harta benda.

    Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) telah menyoroti bahwa telekomunikasi adalah masa depan sistem peringatan bencana. Ketersediaan dan jangkauan jaringan dan layanan seluler yang terus meningkat, memungkinkan untuk menjangkau masyarakat yang berisiko dan memberikan informasi yang dapat ditindaklanjuti. Sehingga, Indonesia sangat tepat untuk mengadopsi sistem peringatan bencana berbasis layanan seluler, dikarenakan lebih dari 80% penduduknya menggunakan ponsel pintar yang terhubung ke internet, dan koneksi seluler yang setara dengan lebih dari 128% dari total populasi.

    Saat ini di Indonesia, kemajuan terbaru dalam teknologi geospasial dan kecerdasan buatan (AI), yang dikombinasikan dengan kekuatan pengetahuan lokal, dimanfaatkan untuk memberikan notifikasi dan informasi bencana yang sedang terjadi secara real-time. Pada tanggal 29 Juli 2024, Yayasan Peta Bencana, dengan dukungan dari USAID, meluncurkan layanan notifikasi bencana real-time pertama untuk semua penduduk di seluruh Indonesia. Layanan notifikasi bencana yang tersedia secara gratis untuk semua penduduk melalui platform seperti WhatsApp ini memberikan notifikasi langsung tentang gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, kebakaran hutan, kabut asap, dan angin kencang, termasuk informasi terkini tentang dampak dari bencana-bencana tersebut yang berubah secara real-time. Notifikasi disesuaikan berdasarkan lokasi geografis, memastikan informasi yang relevan dan terlokalisasi untuk setiap penduduk. Sebagai layanan notifikasi bencana gratis dan real-time pertama di dunia, inovasi ini menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam memajukan teknologi untuk adaptasi iklim.

    Alat-alat pendukung keputusan untuk adaptasi iklim selama ini cenderung memusatkan informasi di ruang kontrol, di mana dasbor hanya diakses oleh sekelompok kecil profesional. Akan tetapi, untuk menghadapi tantangan darurat iklim, setiap penduduk harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam upaya adaptasi yang dipimpin oleh masyarakat. Dengan memanfaatkan jaringan ponsel yang kita semua kantongi, kita dapat memastikan bahwa setiap penduduk mendapat informasi dan siap untuk beradaptasi dengan pola cuaca yang semakin tidak menentu. Layanan ini merupakan tonggak penting dalam upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia.

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang juga merupakan Perwakilan Tetap Indonesia untuk Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Dwikorita Karnawati, menekankan bahwa sistem peringatan (notifikasi) bencana harus ditanamkan dan dikomunikasikan dengan cara-cara yang mudah dimengerti dan relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Menurut Dwikorita Karnawati, keberhasilan sistem peringatan bencana dapat diukur dari berkurangnya “kesenjangan” antara informasi dan kemampuan masyarakat untuk bertindak cepat dan tepat. Menurut Dwikorita Karnawati,

    “Perpaduan antara modernisasi alat dan teknologi serta kearifan lokal dapat menjadi langkah yang efektif untuk meminimalisir dampak bencana yang terjadi di Indonesia.”

    Layanan notifikasi bencana Yayasan Peta Bencana mengintegrasikan data dari berbagai sumber, termasuk pengamatan penduduk lokal, memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat, untuk memastikan keakuratan, kecepatan, dan relevansi notifikasi bencana. Seiring dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem, kebutuhan untuk meningkatkan sinergi, komunikasi, dan koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan menjadi semakin penting. Seperti yang ditekankan oleh Dwikorita Karnawati, sistem peringatan dini harus berisi informasi yang dapat ditindaklanjuti agar efektif. Untuk itu, BMKG dan Yayasan Peta Bencana telah memulai kemitraan yang bisa dicontoh, dimana sistem informasi kebencanaan dari masing-masing organisasi saling melengkapi, mensinergikan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi terkini untuk meningkatkan layanan peringatan dini.

    Seiring dengan peringatan BMKG untuk mengantisipasi hujan lebat dan potensi banjir di wilayah timur Indonesia dalam beberapa bulan ke depan, dan di wilayah barat Indonesia untuk mengantisipasi kebakaran hutan di puncak musim kemarau, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk memiliki layanan yang memungkinkan semua orang di Indonesia untuk terus mendapatkan informasi terkini agar tetap aman.

  • 2024 Memperluas Solidaritas Selatan-Selatan: Mengadaptasi Pemetaan Bencana Real-Time untuk Kolombia

    Pada 5 Maret 2024, Direktur Yayasan Peta Bencana, Nashin Mahtani, bertemu dengan Direktur Jenderal SENA, Jorge Eduardo Londoño Ulloa, yang juga mantan Senator Kolombia, di kantor SENA. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas kolaborasi inovatif dalam ketahanan bencana. Pertemuan ini menandai langkah penting dalam pertukaran pengetahuan dan solidaritas antar negara-negara Selatan, seiring upaya kami untuk berbagi dan mengadaptasi platform pemetaan bencana real-time PetaBencana agar dapat digunakan di Kolombia.

  • 2023 Rekap Tahun 2023

    Sekilas, inilah yang kami capai bersama tahun ini:

    • 533 organisasi menggunakan data dari platform kami;
    • 853 Duta Pemuda & Iklim terdaftar;
    • 24.402 Individu terlatih;
    • Peningkatan aktivitas platform sebesar 26.000% selama peristiwa bencana;
    • 171.972.349 pengguna terlibat.

    Awal tahun ini menandai tonggak penting bagi Yayasan Peta Bencana, dengan diluncurkannya Chatbot Kemanusiaan WhatsApp Pertama! Mengingat 83% dari 171 juta pengguna internet di Indonesia menggunakan WhatsApp, peluncuran DisasterBot di aplikasi yang paling banyak digunakan di Indonesia ini merupakan tonggak signifikan untuk meningkatkan keterlibatan komunitas dalam upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan.

    Pada tahun 2023, dengan lebih dari 2.200 peristiwa bencana yang tercatat di Indonesia, berbagi informasi berbasis komunitas melalui PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph terus membentuk respons bencana karena jutaan pengguna mengakses platform untuk berkoordinasi demi keselamatan dan respons. Selama erupsi Gunung Merapi pada Maret 2023, laporan warga yang merinci amplitudo, arah, jarak, dan durasi aliran piroklastik membantu komunitas di area sekitar untuk bernavigasi dengan aman. Selama gempa bumi Juni 2023 di Yogyakarta, warga saling menginformasikan tentang jalan yang tidak dapat diakses dan bangunan yang rusak untuk menghindari area berbahaya, sementara responden pertama berbagi pembaruan tentang upaya penyelamatan, pemulihan, dan pembangunan kembali.

    Tahun ini, kami menyadari bahwa warga semakin banyak menggunakan PetaBencana.id untuk mengoordinasikan distribusi sumber daya, misalnya dalam mendirikan dapur umum komunitas. Lebih dari sekadar alat berbagi informasi bencana, PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph telah menjadi alat untuk koordinasi peer-to-peer dalam skala besar. Kami terus melihat bahwa dalam waktu segera setelah bencana, tetangga selalu menjadi yang pertama saling membantu. Dengan membuat informasi risiko dapat diakses, terbuka, dan dapat ditindaklanjuti, PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph mengatasi kesenjangan informasi, mengurangi kesenjangan, dan memastikan bahwa semua warga memiliki kesempatan untuk melindungi diri dan komunitas mereka selama bencana. Menempatkan kekuatan data di tangan komunitas mendorong pendekatan kolektif dan proaktif terhadap pengurangan risiko bencana dan adaptasi iklim. Untuk lebih mendukung bentuk-bentuk bantuan timbal balik ini, kami sekarang mempelopori fase utama berikutnya dari pengembangan perangkat lunak kami; fitur “logistik kerumunan” yang didedikasikan untuk mendukung koordinasi sumber daya dan logistik di tingkat komunitas. Nantikan rilisnya di tahun baru!

    PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph terus mendukung beberapa organisasi untuk perencanaan dan respons darurat, membantu responden pertama dan lembaga pemerintah untuk merespons dengan lebih cepat dan efektif, termasuk di badan manajemen darurat nasional – BNPB dan Office of Civil Defense. Pelacakan kebutuhan kemanusiaan melalui laporan warga yang dibuat melalui media sosial dan melalui sistem Chatbot Kemanusiaan kami memungkinkan manajer bencana dan lembaga pemerintah untuk melihat, berbagi, dan merespons laporan-laporan ini dengan resolusi dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut Theophilus Yanuarto, Pejabat Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia:

    “PetaBencana.id menyediakan informasi penting bagi publik untuk mendukung respons tingkat komunitas dan meningkatkan kesadaran publik tentang risiko bencana, respons, dan pemulihan. Data crowdsourced di PetaBencana.id membantu manajer darurat di BNPB merespons bencana secara efektif. Sangat penting untuk meningkatkan partisipasi publik dalam berbagi informasi bencana untuk mengurangi risiko bagi bangsa secara keseluruhan.”

    Di masa meningkatnya peristiwa cuaca ekstrem, berbagi informasi melalui data terbuka dan API terbuka menjadi lebih vital dari sebelumnya untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi di semua lembaga dan jaringan. Di Indonesia, Badan Meteorologi (BMKG), terus memanfaatkan aliran data terbuka kami dan memanfaatkan laporan bencana real-time yang dikirimkan ke PetaBencana.id untuk meningkatkan dan memvalidasi Prakiraan Berbasis Dampak dari lembaga tersebut. Informasi crowd-sourced yang dikumpulkan oleh PetaBencana.id berfungsi sebagai “kebenaran lapangan” untuk model prediksi BMKG, menyediakan granularitas dan informasi hyper-lokal untuk melengkapi dan memperkaya gambaran umum lembaga tentang pola cuaca.

    Di Filipina, kami telah bekerja dengan komunitas yang terdampak bencana, ilmuwan, jurnalis, manajer darurat, responden pertama, akademisi, lembaga bantuan, dan berbagai ahli untuk secara kolektif memperluas platform MapaKalamidad.ph dari peta banjir real-time menjadi peta multi-hazard real-time. Desain bersama dan pengintegrasian pengetahuan lokal ke dalam alat PRB terus menjadi dasar semua pekerjaan kami; kami terinspirasi oleh antusiasme warga Filipina untuk membangun alat adaptasi bersama, untuk satu sama lain.

    Kami dengan gembira mengumumkan bahwa pada Januari tahun baru, MapaKalamidad.ph akan diluncurkan sebagai platform pemetaan bencana multi-hazard untuk seluruh Filipina! Nantikan pembaruan selanjutnya!

    Kami terus meningkatkan pendaftaran ke program duta iklim pemuda dan komunitas kami, dengan sekarang 853 duta aktif. Kami bangga dan bersyukur dapat bekerja sama dengan pemimpin generasi berikutnya, yang terus menunjukkan bahwa meskipun kaum muda adalah yang paling terdampak oleh bencana terkait iklim, mereka juga adalah pemimpin perubahan di komunitas mereka. Melalui dukungan program hibah mikro kami dan inisiatif proaktif mereka, duta pemuda dan komunitas kami secara kolektif telah melatih lebih dari 12.615 orang dalam kesiapsiagaan bencana tahun ini saja. Dari memulai kegiatan mulai dari pengurangan risiko psikologis pasca-bencana, hingga pembersihan pantai, hingga pelatihan pertolongan pertama, hingga memobilisasi komitmen pemerintah daerah terhadap kesiapsiagaan pemuda, kami terharu melihat cara-cara para pemimpin muda membangun komunitas yang lebih kuat melalui tindakan yang tertanam secara kontekstual yang berasal dari pengalaman hidup dan keprihatinan. Menurut duta pemuda Arindra Unigraha,

    “PetaBencana.id memiliki dampak signifikan pada generasi muda di Indonesia, terutama dalam meningkatkan agensi, keterlibatan, dan kesadaran pemuda tentang pengurangan risiko bencana. Ini adalah pengetahuan dan dukungan yang biasanya tidak kami terima di sekolah atau di tingkat kota – tetapi kesenjangan itu kini diisi oleh Yayasan Peta Bencana.”

    Di luar Asia Tenggara, tahun ini perangkat lunak open source kami diperluas untuk mendukung komunitas di Asia Selatan dan Amerika Latin. Dengan UNDP, kami menjalankan uji coba yang sukses di Panama, di mana platform pelaporan real-time menerima beberapa laporan penting hanya dalam minggu pertama rilisnya. Kami juga dengan gembira mengumumkan kemitraan kami dengan re:arc institute untuk inisiatif “SouthxSouthEast Asia” kami, menuju pengembangan platform pemetaan banjir real-time untuk Pakistan. Setelah banjir dahsyat pada tahun 2022 yang memengaruhi 33 juta penduduk, tim kami dari Indonesia dan Filipina berkolaborasi untuk mendukung penerapan alat pendukung keputusan berbasis komunitas untuk Pakistan; ini adalah bukti kekuatan perangkat lunak open-source dalam membina pertukaran lateral di antara Mayoritas Global, memajukan bentuk-bentuk adaptasi iklim yang lebih demokratis. Semangat kolektif gotong royong di Indonesia, bayanihan di Filipina, dan bantuan timbal balik secara global, yang telah diperbarui melalui masa-masa sulit ini adalah bukti kekuatan adaptasi iklim yang dipimpin komunitas. Kami berterima kasih atas peran Anda dalam membangun komunitas yang mengesankan ini, dan kami berharap dapat terus bekerja sama untuk #BersamaKurangiRisiko di kawasan ini, dan di luar itu.

  • 2023 BBC Earth Mempublikasikan Film Pendek tentang PetaBencana.id

    “Bisakah kita memanfaatkan semangat gotong-royong yang sama dalam menghadapi perubahan iklim planet kita?”

    – Laura Pennafort, Pembuat Film Margasatwa

    Membangun momentum dari serial Frozen Planet II, kampanye dampak digital BBC, Our Frozen Planet, menyoroti pekerjaan PetaBencana sebagai model teladan adaptasi iklim berbasis komunitas. Kami sangat gembira melihat bagaimana film tersebut menyoroti semangat gotong-royong Indonesia yang menjadi dasar PetaBencana!

    Tonton video lengkapnya di sini

  • 2023 Perangkat lunak PetaBencana.id diadaptasi untuk mendukung Platform Pemetaan Banjir di Panama

    Bekerja sama dengan UNDP, Yayasan Peta Bencana meluncurkan platform pemetaan banjir percontohan untuk Panama. Hanya dalam minggu pertama peluncurannya, platform ini telah menerima beberapa laporan selama banjir di kota tersebut, karena warga menggunakan platform ini untuk berbagi pembaruan real-time dan mengoordinasikan respons.

  • 2023 MapaKalamidad.ph Bermitra dengan Philippine Transmarine Carriers, Inc. untuk Perkuat Kesiapsiagaan Bencana di Filipina

    MapaKalamidad.ph, platform berbagi informasi bencana terkemuka di Filipina, secara resmi menjalin kemitraan dengan program Resiliency Improvement, Support, and Education (RISE) for Seafarer Communities in the Philippines (Peningkatan Ketahanan, Dukungan, dan Pendidikan untuk Komunitas Pelaut di Filipina) milik Philippine Transmarine Carrier Inc. (PTC), yang merupakan program unggulan PTC dalam pengurangan dan manajemen risiko bencana.

    Kemitraan strategis ini bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan upaya kesiapsiagaan bencana di Filipina, khususnya komunitas PTC RISE, melalui penggunaan platform MapaKalamidad.ph. Platform ini memanfaatkan kekuatan media sosial selama peristiwa bencana untuk mengumpulkan pembaruan real-time dan informasi langsung dari lapangan yang disampaikan oleh warga. Pembaruan atau laporan yang telah diverifikasi ini ditampilkan bersama data darurat relevan yang dikumpulkan oleh lembaga lokal dan pemerintah. Dengan mengintegrasikan pengetahuan lokal dari berbagai sumber ke dalam satu platform yang kuat, MapaKalamidad.ph menyediakan gambaran komprehensif tentang peristiwa bencana, memungkinkan warga, lembaga kemanusiaan, dan lembaga pemerintah untuk membuat keputusan yang lebih tepat selama keadaan darurat.

    Upacara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) berlangsung pada 19 September 2023, di First Maritime Place, Makati City. Acara ini mempertemukan perwakilan kunci dari kedua organisasi.

    Melalui kemitraan ini, MapaKalamidad.ph dan PTC bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan utama berikut:

    1. Penguatan Respons Bencana: Dengan menggabungkan keahlian MapaKalamidad.ph dan PTC, kemitraan ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas upaya respons bencana, memastikan tindakan yang cepat dan terkoordinasi selama keadaan darurat.
    2. Peningkatan Integrasi Data: Kolaborasi ini akan memfasilitasi integrasi data maritim PTC dan platform manajemen bencana komprehensif MapaKalamidad.ph, memungkinkan berbagi informasi yang lancar dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik.
    3. Peningkatan Kesadaran dan Kesiapsiagaan: Bersama-sama, kedua organisasi akan berupaya meningkatkan kesadaran publik tentang kesiapsiagaan bencana melalui inisiatif bersama, kampanye edukasi, dan program penjangkauan komunitas.
    4. Pelatihan: Kemitraan ini akan berfokus pada sesi pelatihan dan lokakarya untuk membekali para pemangku kepentingan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk merespons bencana secara efektif.