Penulis: Disaster Map Foundation (Yayasan Peta Bencana)

  • 2018 Yayasan Peta Bencana bekerja sama dengan Korps Sukarelawan Palang Merah Indonesia

    … PetaBencana.id adalah alat yang berguna untuk membangun ketangguhan di tingkat komunitas karena menyediakan cara untuk dengan mudah berbagi informasi penting waktu dari daerah yang terkena dampak banjir dengan berbagai komunitas dan lingkungan. Kemampuan untuk berbagi informasi banjir tanpa harus mengunduh aplikasi baru atau mendaftarkan nama pengguna adalah cara yang unik dan sangat efektif untuk mengumpulkan informasi bencana secara massal dan membangun jaringan pelapor warga yang aktif …

    Pada tanggal 11 Agustus 2018, Yayasan menyelenggarakan lokakarya untuk Korps Suka Rela PMI (Palang Merah Indonesia). Sebanyak 51 peserta menghadiri lokakarya ini, yang mewakili lebih dari 13 universitas dari Semarang. Lokakarya ini dibuka oleh Bapak Bambang Kristiyono, sebagai perwakilan dari kantor PMI Kota Semarang. Bapak Bambang Kristiyono menyampaikan antusiasme PMI dalam menyelenggarakan lokakarya ini, karena mereka sangat antusias untuk memiliki sebuah platform yang dapat digunakan untuk berbagi informasi banjir secara real-time. Beliau menyebutkan bahwa hal ini tidak hanya akan mendukung upaya tanggap darurat mereka sendiri, tetapi juga memberikan cara untuk dengan mudah berbagi informasi penting tentang daerah yang terkena dampak banjir dengan berbagai komunitas dan lingkungan sekitar, sehingga membantu membangun ketangguhan di tingkat masyarakat.

    Selama sesi pelatihan langsung, para peserta sangat antusias untuk mencoba berbagai metode pelaporan informasi banjir ke dalam platform ini, karena mereka aktif di berbagai media sosial yang telah terintegrasi ke dalam PetaBencana.id.
    Para peserta secara khusus berkomentar tentang kemudahan pelaporan melalui PetaBencana.id, dengan menyebutkan bahwa kemampuan untuk berbagi informasi banjir tanpa harus mengunduh aplikasi baru atau mendaftarkan nama pengguna, merupakan hal yang unik, sangat efektif, dan memungkinkan platform ini untuk mendaftarkan jaringan pelapor yang luas yang akan terdorong untuk berbagi informasi banjir dengan cara yang tidak rumit.

    Selama sesi berlangsung, para peserta juga sangat ingin mengetahui tentang mekanisme verifikasi laporan yang bersumber dari masyarakat, dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana platform ini memastikan validitas data. Tertarik dengan metode verifikasi yang digunakan oleh PetaBencana.id, para peserta meminta integrasi saluran media sosial tambahan dan meminta agar platform ini diperluas ke ancaman bahaya lainnya.

    Para peserta sangat ingin menyebarkan penggunaan platform ini dengan jaringan mereka sendiri, dan mengungkapkan nilai dari berbagi penggunaan data yang bersumber dari masyarakat untuk membangun ketangguhan masyarakat.

  • 2018 Yayasan Peta Bencana Bekerja Sama dengan Kelompok Relawan Komunitas Lokal di Semarang

    … Kemudahan pelaporan melalui PetaBencana.id akan memungkinkan pelaporan yang lebih efisien, dan memungkinkan kita untuk merespons kejadian banjir dengan lebih efektif….

    Untuk terus membangun jaringan pelapor warga yang aktif dan mendorong penyebaran informasi kebencanaan yang efektif di Semarang, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dan acara penjangkauan dengan berbagai komunitas yang aktif dalam ekosistem penanggulangan bencana sebagai persiapan untuk musim hujan yang akan datang.

    Pada tanggal 10 Agustus 2018, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dengan jaringan komunitas relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang. Selama kejadian bencana, kelompok-kelompok masyarakat independen ini berkoordinasi dengan BPBD Kota Semarang untuk membantu upaya tanggap darurat sebelum badan tersebut dapat memberikan tanggapan formal. Mereka juga berfungsi sebagai titik kontak utama antara badan penanggulangan bencana daerah dan penduduk di komunitas masing-masing. Kelompok-kelompok ini aktif dalam meningkatkan kesadaran bencana di dalam komunitas lokal tempat mereka dibentuk.

    Sebanyak 35 peserta menghadiri lokakarya ini, mewakili total 18 kelompok relawan masyarakat yang berbeda, mulai dari kelompok relawan polisi, kelompok relawan pramuka, kelompok relawan pertolongan pertama, kelompok relawan pemuda, kelompok relawan desa, kelompok relawan disabilitas, dan tim SAR.

    Yayasan Peta Bencana juga mengadakan lokakarya untuk jaringan relawan BPBD Kota Semarang dari kelompok masyarakat Kelurahan Siaga Bencana. Di Semarang, setiap kelurahan diwakili oleh seorang relawan yang bertindak sebagai penanggap pertama di kelurahan tersebut ketika terjadi banjir dan juga bertindak sebagai titik kontak utama antara BPBD Kota Semarang dan warga, yang bertanggung jawab untuk melaporkan situasi di lapangan. Para relawan ini dilatih langsung oleh BPBD Kota Semarang untuk menangani bencana di tingkat kelurahan. Sebagai aktor penting dalam ekosistem penanggulangan bencana di Semarang, sangat menyenangkan untuk dapat memperluas sosialisasi platform ini kepada kelompok ini, dan berbagi bagaimana PetaBencana.id dapat mendukung pelaporan bencana yang lebih efektif.

    Sebanyak 41 peserta yang mewakili 39 kelurahan berbeda di Semarang menghadiri lokakarya ini.

    Selama kedua lokakarya, para peserta berbagi masukan mengenai platform ini dan penggunaan pelaporan urun daya untuk ketahanan banjir. Para peserta mengajukan pertanyaan tentang bagaimana platform ini memastikan validitas laporan yang dikumpulkan dari masyarakat, dan memberikan tanggapan positif ketika mereka mengetahui metode verifikasi yang digunakan oleh PetaBencana.id. Peserta menyatakan bahwa kejadian banjir yang terkonfirmasi yang ditampilkan di PetaBencana.id akan berguna untuk mendukung tindakan dan respons berbasis bukti. Peserta menyatakan bahwa kemudahan pelaporan melalui PetaBencana.id akan memungkinkan pelaporan yang lebih efisien, sehingga memudahkan relawan dalam merespons kejadian banjir secara lebih efektif.

    Selain antusias dengan prospek pemanfaatan laporan yang bersumber dari masyarakat untuk mendukung penanggulangan bencana yang tepat waktu di Jakarta, para peserta juga menyatakan ketertarikan mereka untuk menggunakan platform ini untuk menangani ancaman bencana lainnya.

  • 2018 Yayasan Peta Bencana Berkolaborasi dengan Universitas di Semarang

    “… Berbagi informasi kebencanaan melalui PetaBencana.id tidak hanya akan mendukung penanggulangan bencana dan penanggap pertama, tetapi juga akan mendukung respons dan memperkuat ketangguhan di tingkat individu dan masyarakat …”

    Untuk terus membangun jaringan berbagi informasi dan memperkuat ketangguhan masyarakat di Semarang, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dan sosialisasi dengan berbagai komunitas yang aktif dalam ekosistem penanggulangan bencana, dalam rangka persiapan menghadapi musim hujan yang akan datang.

    Sebagai bagian dari inisiatif ini, Yayasan Peta Bencana telah berkolaborasi dengan berbagai universitas di Semarang untuk melibatkan mahasiswa melalui lokakarya pelatihan tentang cara berbagi informasi bencana secara akurat dan efektif.

    Pada tanggal 25 Juli 2018, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES) di Fakultas Ilmu Sosial. Dengan berkolaborasi dengan acara mingguan “Research Sharing” fakultas, lokakarya ini tidak hanya mensosialisasikan platform ini tetapi juga dapat menstimulasi diskusi lebih lanjut mengenai ekosistem penanggulangan bencana. Hal ini memberikan umpan balik yang berharga, dan juga merangsang minat mahasiswa dan akademisi untuk membangun masyarakat yang tangguh.

    Yayasan Peta Bencana juga mengadakan lokakarya dengan Universitas Negeri Diponegoro (UNDIP) di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota.

    Setelah sesi pelatihan langsung, para peserta menyatakan antusiasme mereka untuk melihat bagaimana berbagi informasi bencana dapat mendukung respons dan memperkuat ketangguhan dari tingkat individu dan masyarakat, selain mendukung manajer bencana dan responden pertama.

    Para mahasiswa dan dosen menyatakan ketertarikan mereka terhadap platform ini dan penggunaannya lebih lanjut, terutama dalam kemungkinan penggunaan data untuk bantuan banjir dan penelitian lebih lanjut mengenai pemodelan dan pemantauan kejadian banjir di Semarang. Antusiasme ini mendorong para peserta untuk membagikan penggunaan pelaporan yang bersumber dari masyarakat dengan jaringan mereka sendiri.

  • 2018 PetaBencana.id dianugerahi penghargaan 2018 Prix Ars Electronica Honorary Mention!

    PetaBencana.id diakui oleh Ars Electronica karena telah menunjukkan perkembangan terbaru dalam perangkat lunak sosial, membangun aksi dan interaksi komunitas, memperkuat peran dan kemampuan partisipasi masyarakat, dan mempromosikan inovasi sosial serta keberlanjutan budaya dan lingkungan melalui teknologi internet. 

    Pada tanggal 11 Juni 2018, Ars Electronica mengumumkan pemenang kompetisi Prix Ars Electronica 2018, dan memberikan penghargaan kepada PetaBencana.id sebagai Honorary Mention.
    Diakui sebagai “kompetisi seni media yang paling dihormati di dunia”, Prix Ars Electronica diluncurkan pada tahun 1987 oleh salah satu pendiri Ars Electronica, Hannes Leopoldseder. Penghargaan ini memberikan penghargaan kepada proyek-proyek yang menampilkan keunggulan dalam tujuh kategori: Animasi Komputer, Seni Interaktif, Komunitas Digital, Musik Digital dan Seni Suara, Seni Hibrida, dan u-19 Create Your World (kategori untuk anak-anak hingga usia 19 tahun). Pemenang penghargaan bergengsi ini sebelumnya adalah Pixar pada tahun 1987, Wikipedia pada tahun 2004, dan Wikileaks pada tahun 2009.
    Tahun ini, 3.046 karya dari 85 negara telah masuk untuk memperebutkan penghargaan Prix Ars Electronica. PetaBencana.id merupakan salah satu dari 12 proyek yang menerima penghargaan Honorable Mention untuk kategori Komunitas Digital. ‘Digital Communities’ memberikan penghargaan kepada proyek-proyek yang menunjukkan perkembangan terbaru dalam perangkat lunak sosial, membangun aksi dan interaksi komunitas, memperkuat peran dan kemampuan partisipasi masyarakat, dan mempromosikan inovasi sosial serta kelestarian budaya dan lingkungan melalui teknologi internet.

    PetaBencana.id adalah platform sumber terbuka dan gratis untuk pelaporan banjir yang bersumber dari masyarakat di Indonesia. Platform ini mengumpulkan laporan banjir yang telah dikonfirmasi dari berbagai saluran media sosial dan memvisualisasikannya pada peta berbasis web gratis secara real-time. Untuk menyaring kebisingan di media sosial, perangkat lunak ini mendengarkan kata kunci tertentu di postingan media sosial (seperti “banjir”) dan menggunakan “humanitarian chatbot” yang memulai percakapan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dengan penduduk untuk mengumpulkan laporan bencana yang telah diverifikasi. Laporan-laporan ini ditampilkan di peta publik gratis secara real-time, di samping data darurat yang relevan yang dikeluarkan oleh badan-badan lokal. Manajer keadaan darurat memantau platform tersebut untuk menilai situasi, merespons kebutuhan penduduk, dan, sebagai bagian dari sistem komunikasi dua arah yang transparan, memperbarui peta dengan informasi yang sangat penting untuk memperingatkan penduduk tentang banjir di lingkungan mereka. Peta yang tersedia untuk umum ini digunakan oleh penduduk, pejabat pemerintah, dan petugas tanggap darurat untuk mendapatkan informasi mengenai perubahan kondisi banjir di seluruh negeri, dalam rangka mempersiapkan diri dan merespons kejadian-kejadian darurat. Sejak diluncurkan pada tahun 2014, platform ini telah digunakan oleh lebih dari setengah juta penduduk selama banjir musim hujan.

    PetaBencana.id telah membuktikan bahwa pengumpulan dan visualisasi data yang dipimpin oleh masyarakat dapat mengurangi risiko bencana, meningkatkan waktu tanggap darurat, dan membantu upaya bantuan. Saat ini, PetaBencana.id telah mendukung cakupan wilayah dengan lebih dari 50 juta penduduk di Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung, PetaBencana.id sedang dikembangkan lebih lanjut untuk menangani ancaman bencana dan wilayah lain di Indonesia.

  • 2018 PetaBencana.id Melukis Seni Jalanan untuk Kesiapsiagaan Musim Hujan di Indonesia – Bagian Dua!

    Pada tanggal 4 Februari 2018, Yayasan Peta Bencana menyulap Alun-alun Fatahillah di Kota Tua dengan instalasi seni jalanan anamorphic. Terletak di sepanjang tepi timur sungai Ciliwung dan dikelilingi oleh Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik, alun-alun ini dipenuhi oleh warga, pengunjung, pengrajin, dan pemain sulap pada hari Minggu pagi di hari bebas kendaraan bermotor. Peta Bencana menggunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan ribuan pengguna PetaBencana.id, serta untuk berinteraksi dengan audiens baru dan meluncurkan acara kedua dari rangkaian acara kesiapsiagaan bencana untuk musim hujan 2017/2018. (Baca lebih lanjut tentang acara pertama kami di sini!)

    Ketika orang-orang yang lewat berhenti untuk berswafoto dengan instalasi seni jalanan tersebut, mereka diingatkan untuk terus membagikan swafoto mereka dengan PetaBencana.id selama musim hujan, dan berkontribusi pada pemetaan banjir masyarakat secara real-time. PetaBencana.id mengumpulkan laporan yang telah dikonfirmasi mengenai banjir dari berbagai media sosial dan memvisualisasikannya dalam sebuah peta berbasis web yang gratis, sehingga setiap orang memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk tetap aman dan terhindar dari bahaya saat terjadi banjir. Informasi ini dibagikan kepada badan-badan penanggulangan keadaan darurat, yang juga dapat memperbarui peta dengan informasi terkait banjir yang sangat penting, sehingga menciptakan saluran komunikasi dua arah yang transparan untuk semua orang di kota. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan kesadaran tentang program penanggulangan bencana kepada para pengunjung Car Free Day.

    Kami sangat senang melihat ribuan warga terlibat dalam seni komunitas untuk menyebarkan pesan kesadaran dan solidaritas dalam kesiapsiagaan menghadapi musim hujan yang akan datang. Instalasi ini menunjukkan keefektifan instalasi seni dalam berkomunikasi, menjangkau, dan melibatkan demografi yang luas dan beragam.

    Seorang pengunjung berkomentar:

    “Ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana seni berbasis komunitas dapat digunakan untuk kesiapsiagaan bencana dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Sungguh merupakan alat pembangunan komunitas dan pengajaran yang luar biasa!”

    Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk mendengar cerita dan pengalaman dari ribuan warga yang telah menggunakan PetaBencana.id, serta menjangkau ribuan pengguna baru yang menunjukkan minat yang besar untuk mempelajari platform ini dan menunjukkan antusiasme untuk mengadopsi platform ini untuk meningkatkan keselamatan selama musim hujan yang akan datang. Kami juga terdorong oleh percakapan dengan penduduk yang berkunjung dari kota-kota lain di Indonesia, yang menyatakan keinginannya untuk melihat platform PetaBencana.id diperluas ke lokasi mereka!

    Ketika kerumunan orang berkumpul dan percakapan semakin berkembang, orang-orang yang lewat dengan cepat menunjukkan antusiasme yang meningkat ketika mereka mulai berbagi cerita dan pengalaman mereka sendiri tentang kesiapsiagaan bencana.

    Melihat keberhasilan kekuatan gabungan dari selfie, media sosial, dan instalasi seni komunitas di ruang publik dalam mendukung ketangguhan berbasis komunitas, kami berharap dapat menyelenggarakan acara berikutnya! Pantau terus kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut!

  • 2018 Video Produksi Peta Bencana Menuai Komentar dan Pujian dari ‘Art Blog’ Terkemuka

    …saya ingin membagikan sebuah video yang menurut saya sangat membuka wawasan dan berhak untuk diangkat dalam sebuah post… Saya pikir saya tahu tentang kerusakan yang dibuat oleh perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan, tapi saya tidak tahu bahwa sedemikian parahnya (kebakaran terjadi seluas negara saya hanya dalam waktu 5 bulan!)”    

    Publikasi ilmiah Peta Bencana telah mendapatkan pujian dari Régine Debatty, kritikus dan inisiator blog yang telah mendapatkan sejumlah penghargaan, we-make-money-not-art.com.   Dalam ulasan tentang pameran Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald / Disappearing Legacies: The World as a Forest , Debatty mengangkat sebuah video yang diproduksi oleh Yayasan Peta Bencana, atas efektivitas dan kekuatan pesannya dalam menyampaikan dampak yang terjadi atas kerusakan lahan gambat dan pentingnya ekologi gambut untuk Sistem Bumi dan iklimnya. Sebagai bagian dari komitmen Yayasan dalam membangun infrastruktur untuk gotong royong melalui proses riset kolaboratif, Yayasan Peta Bencana bekerja dengan peneliti dari WALHI dan Akademi Drone Indonesia untuk memproduksi proyek publikasi seni/ilmiah ini. Pameran The Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald / Disappearing Legacies: The World as a Forest saat ini tengah dibuka di the Zoologisches Museum, Centrum für Naturkunde, Universität Hamburg.

  • 2017 Yayasan Peta Bencana Meriahkan Acara Car Free Day

    Pada 10 Desember 2017 lalu, Yayasan Peta Bencana menyulap salah satu ruas jalan tersibuk di Jakarta, Sudirman-Thamrin, menjadi sebuah lokasi instalasi seni jalanan yang didesain secara eksklusif untuk meningkatkan ketangguhan terhadap musim penghujan ini! Setiap minggu pagi, ruas jalan yang terletak di jantung ibu kota ini ditutup bagi para pengendara kendaraan bermotor dalam rangka acara car free day (CFD) sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pejalan kaki, pelari, serta pengendara sepeda dan skateboard. Peta Bencana memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadakan kegiatan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim penghujan tahun 2017/2018; mengingat banyaknya orang berlalu lalang di lokasi instalasi tersebut untuk ber-selfie, pengunjung diingatkan untuk membagikan hasil foto-foto mereka bersama lukisan mural 3D PetaBencana.id di jalanan selama musim penghujan ini dan berkontribusi pada komunitas pemetaan banjir secara real-time. PetaBencana.id mengumpulkan laporan hasil crowd-source tentang banjir dari berbagai kanal media sosial dan memvisualisasikannya dalam peta gratis berbasis web, sehingga semua orang memperoleh informasi yang mereka butuhkan untuk tetap aman dan dapat mengindari bahaya selama musim penghujan. Informasi ini dibagikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta yang juga dapat meng-update peta ini dengan informasi terkini terkait genangan di daerahnya, sehingga menciptakan kanal komunikasi transparan dua arah bagi semua orang yang ada di perkotaan. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh BPBD DKI Jakarta untuk mensosialisasikan program penanggulangan bencana kepada pengunjung acara CFD di ruas jalan ini.

    Peta Bencana senang sekali melihat antusiasme dari pengunjung CFD dari berbagai kalangan dan usia yang sangat tertarik untuk menerima kehadiran dari konsep komunitas seni ini dan terus membagikan budaya sadar bencana ini melalui postingan selfie di akun media sosial mereka. Orang-orang yang lewat juga tertarik akan perspektif dari instalasi yang didesain untuk memiliki spot unik yang spesial dan menimbulkan keinginan untuk berfoto dengan pose-pose sedang menyelamatkan kerabat dan keluarga dari ilustrasi banjir.

    Salah satu pengunjung berkomentar, “Menginstalasi kesenian mural 3D di jalan raya ketika CFD adalah langkah bagus untuk mendapat perhatian dari ribuan warga dan bersosial dengan lingkungan sekitar di Jakarta untuk membudayakan sadar bencana dan meningkatkan ketangguhan warga!”

    Para pengunjung begitu juga dengan staf dari BPBD DKI Jakarta menunjukkan antusias dan ketertarikan yang tinggi untuk menanti acara-acara serupa dengan frekuensi yang lebih sering di sekitar kota Jakarta. Kami menantikan waktu selanjutnya untuk menghadirkan spot selfie bagi warga Jakarta dengan menggabungkan kekuatan selfie, media sosial, dan kegiatan seni ini di tempat-tempat umum untuk mendukung ketangguhan warga!

    Ikuti terus update kami!

  • 2017 Tim Yayasan Peta Bencana Memperkenalkan PetaBencana.id di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

    Pada tanggal 28 November 2017 tim Yayasan Peta Bencana melanjutkan rangkaian kegiatan sosialisasi terkait pengembangan platform PetaBencana.id di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Fakultas Desain, Arsitektur dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Masih mengusung tema yang sama, yaitu “Penggunaan Media Sosial dan Open Source Software sebagai Infrastruktur Adaptasi Perubahan Iklim”, sosialisasi kali ini dihadiri oleh 75 peserta (24 mahasiswa dan 41 mahasiswi). Kedatangan tim Yayasan Peta Bencana disambut baik oleh Kepala Departemen PWK, Bapak Adjie Pamungkas, ST.,M.Dev.Plg.,Ph.D, dan Dosen PWK, Bapak Mochamad Yusuf, ST, M.Sc.

    Selama kegiatan sosialisasi ini berlangsung, para peserta mendapatkan kesempatan untuk menonton film dokumenter produksi Yayasan Peta Bencana, “The Same River Twice”,dimana film dokumenter tersebut menarasikan situasi Jakarta sebagai megacity dalam usahanya beradaptasi dengan perubahan iklim di musim hujan. Film tersebut memicu diskusi interaktif tentang informasi mengenai infrastruktur dalam konteks peristiwa kebencanaan. Kemudian, tim Yayasan Peta Bencana menjelaskan tentang pengembangan dan penggunaan PetaBencana.id dalam konteks tersebut, para peserta menunjukan optimisme terhadap platform PetaBencana.id dan tertarik untuk menggunakan metodologi dimana mereka dapat berkontribusi untuk pemetaan kebencanaan melalui berbagai macam kanal media sosial dan aplikasi pesan instan. Kami juga sangat senang saat bertukar ide dengan peserta tentang bagaimana PetaBencana.id, dan penggunaan data open source dapat dikembangkan lebih lanjut.

    Melanjutkan pertukaran ide-ide yang produktif, Peta Bencana dan ITS secara aktif telah berdiskusi berbagai kemungkinan kolaborasi di masa mendatang untuk mendukung pengembangan open source software dan open data dalam membantu warga di wilayah perkotaan untuk membantu beradaptasi dengan perubahan iklim.

  • 2017 Tim Yayasan Peta Bencana Melakukan Sosialisasi PetaBencana.id di Universitas Paramadina

    Sebagai rangkaian dari kolaborasi seminar dan perkuliahan bersama universitas di Indonesia, Yayasan Peta Bencana sangat antusias untuk bekerjasama dengan komunitas mahasiswa di Universitas Paramadina pada tanggal 22 November 2017 lalu. Acara ini diselenggarakan dengan kolaborasi dari Direktorat Pengembangan Mahasiswa Universitas Paramadina, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Khatulistiwa, dan UKM Paramadina Social Care (PSC).

    Seminar ini, yang berjudul “Penggunaan Media Sosial dan Software Open Source sebagai Infrastruktur Adaptasi Perubahan Iklim”, dibuka oleh Ibu Leonita Kusumawardhani, dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina, dan dihadiri oleh 36 peserta (10 mahasiswa dan 26 mahasiswi).

    Respon positif yang terlihat dari para peserta membuat diskusi menjadi produktif, mengenai cara-cara bagaimana platform publik dapat mendukung pengambilan keputusan kolektif dan individual pada saat kejadian bencana. Peserta terutama sangat antusias untuk berdiskusi tentang metode verifikasi dari data hasil crowdsourcing dan bagaimana informasi dari warga dapat digunakan secara efektif oleh pihak berwenang untuk melakukan respon tanggap darurat. Tim Peta Bencana sangat senang dapat bertemu para mahasiswa yang sangat bersemangat serta mendapatkan diskusi menarik di Universitas Paramadina!

    Kedua organisasi antusias untuk bekerjasama lebih lanjut untuk melanjutkan kemitraan serupa, dengan harapan dapat membangun komunitas yang padat informasi dan tangguh di Indonesia.

  • 2017 Film Produksi Peta Bencana tentang Hutan Gambut dan Minyak Kelapa Sawit diputar di Pameran “Disappearing Legacies: The World as Forest”

    Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Namun, untuk memenuhi permintaan global, Indonesia membangun perkebunan kelapa sawit besar dengan pembukaan lahan gambut untuk produksi. Diproduksi oleh PetaBencana.id, untuk pameran “Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald [Disappearing Legacies: The World as Forest]” di Zoologisches Museum, Centrum für Naturkunde, Universität Hamburg, video ini menjelaskan akibat lokal dari perusakan lahan gambut dan juga pentingnya ekologi lahan gambut untuk sistem bumi dan iklimnya.