News

  • 2022 Lebih dari 1.600 pemimpin komunitas bergabung dengan MapaKalamidad.ph dalam acara pelatihan kesiapsiagaan bencana nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya!

    Yayasan Peta Bencana, yang didukung oleh USAID BHA dan disahkan oleh Office of Civil Defense (OCD), menyelenggarakan acara kesiapsiagaan bencana berskala nasional dengan para pemimpin komunitas barangay dari seluruh Filipina!

    Dihadiri oleh lebih dari seribu pemimpin komunitas barangay, para peserta menyimulasikan berbagi informasi bencana real-time melalui platform MapaKalamidad.ph. MapaKalamidad.ph adalah platform gratis dan sumber terbuka (open-source) yang menyediakan informasi bencana real-time serta komunikasi transparan antara penduduk dan lembaga pemerintah, untuk mengurangi risiko dan meningkatkan waktu respons darurat saat bencana terjadi tiba-tiba. Platform online ini memanfaatkan penggunaan media sosial untuk mengumpulkan informasi bencana dari warga di lapangan, yang seringkali memiliki informasi paling mutakhir, dan menampilkan informasi ini pada peta berbasis web yang live.

    Rata-rata 20 topan per tahun memasuki wilayah tanggung jawab Filipina. Pada tahun 2021, negara ini dilanda total 22 badai, 9 topan, dan 5 topan super. Yang terbaru, Topan Odette, menguat dari kategori 1 menjadi 5 hanya dalam satu hari, sehingga menyulitkan, bahkan mustahil, bagi masyarakat untuk bersiap. Seiring dengan semakin umumnya intensifikasi badai yang cepat akibat perubahan iklim, informasi real-time menjadi sumber daya paling penting untuk memahami dan menanggapi situasi yang berubah dengan cepat.

    Di Filipina, jutaan warga sudah secara aktif berbagi pembaruan real-time melalui jaringan media sosial mereka. Namun, saat ini tidak ada platform terpusat di mana postingan atau laporan real-time ini dikumpulkan, diurutkan, dan dihubungkan secara geospasial, untuk akses mudah dan tampilan publik. Inilah celah yang diisi oleh MapaKalamidad.ph—platform ini mengerahkan “chatbot kemanusiaan” berbantuan AI untuk secara otomatis menanggapi postingan media sosial terkait bencana, dan meminta pengguna mengonfirmasi situasi mereka dengan mengirimkan laporan bencana. Laporan yang terverifikasi ditampilkan pada peta berbasis web yang hemat data, berpusat pada seluler, dan tersedia untuk semua warga, manajer bencana, dan responden darurat, untuk memungkinkan mereka melihat dan berbagi informasi banjir real-time serta membuat keputusan tepat waktu untuk mengurangi risiko.

    Sebagai platform berbagi informasi bencana yang dipimpin oleh komunitas, MapaKalamidad.ph dikembangkan melalui kolaborasi dan keterlibatan berkelanjutan dengan beragam pemangku kepentingan. Pada hari Kamis, 24 Februari, acara kesiapsiagaan bencana MapaKalamidad.ph mengundang para pemimpin barangay untuk berpartisipasi dalam demonstrasi langsung yang menunjukkan bagaimana informasi crowdsourced yang dikumpulkan melalui MapaKalamidad.ph dapat dimanfaatkan untuk mendukung respons di area tanggung jawab mereka. Para pemimpin barangay berpartisipasi dalam kegiatan “melatih pelatih”, yang bertujuan untuk membekali peserta agar dapat secara mandiri melatih organisasi, kelompok komunitas, atau lingkungan mereka sendiri secara efektif dan berulang sebagai tindakan kesiapsiagaan dari waktu ke waktu.

    Laporan bencana yang dikirimkan ke MapaKalamidad.ph juga sangat penting untuk membantu manajer darurat memahami dan merespons situasi di lapangan dengan lebih baik. Data yang dikumpulkan oleh MapaKalamidad.ph secara otomatis diintegrasikan ke dalam platform Pemantauan Bencana PhilAWARE milik OCD. Menurut Joseph Curry, dari USAID BHA, “Dalam semangat bayanihan sejati, MapaKalamidad.ph memberi kita alat yang dapat digunakan bersama oleh semua orang dalam tanggap bencana, berpotensi menghubungkan setiap barangay hingga ke tingkat teratas.”

  • 2022 MapaKalamidad.ph membawa Bayanihan generasi berikutnya ke tingkat nasional!

    Pesan Wakil Presiden Leni Robredo pada peluncuran nasional MapaKalamidad.ph

    ayasan Peta Bencana, yang didukung oleh USAID BHA dan disahkan oleh Office of Civil Defense (OCD), secara resmi meluncurkan MapaKalamidad.ph, sebuah platform pemetaan banjir real-time yang gratis dan open-source untuk Filipina.

    Pada tahun 2021, Filipina dilanda total 22 badai, sembilan topan, dan lima topan super. Yang terbaru, Topan Odette, menguat dari topan Kategori 1 menjadi 5 hanya dalam satu hari, sehingga menyulitkan masyarakat untuk mempersiapkan kedatangan badai atau untuk mengungsi. Seiring dengan semakin umumnya intensifikasi badai yang cepat akibat perubahan iklim, informasi real-time menjadi sumber daya paling penting untuk memahami dan menanggapi situasi yang berubah dengan cepat.

    MapaKalamidad.ph adalah platform gratis dan open-source yang menyediakan informasi bencana real-time serta komunikasi transparan antara penduduk dan lembaga pemerintah, untuk mengurangi risiko dan meningkatkan waktu respons darurat saat bencana terjadi tiba-tiba. Platform online ini memanfaatkan penggunaan media sosial untuk mengumpulkan informasi bencana dari warga di lapangan, yang seringkali memiliki informasi paling mutakhir, dan menampilkan informasi ini pada peta berbasis web secara live.

    MapaKalamidad.ph memperoleh data banjir dari laporan warga langsung di lapangan, yang biasanya memiliki informasi paling update.

    Filipina memiliki salah satu tingkat penggunaan media sosial tertinggi di dunia, dan selama bencana, lini masa media sosial dibanjiri dengan pembaruan real-time dari warga yang menyerukan bantuan dan memposting informasi. Namun, saat ini tidak ada platform terpusat di mana postingan atau laporan ini dapat dilihat dan diakses secara kolektif atau spasial. Inilah celah yang diisi oleh MapaKalamidad.ph—dengan menyaring postingan media sosial terkait bencana secara real-time, platform ini mengerahkan “chatbot kemanusiaan” berbantuan AI untuk meminta pengguna media sosial mengonfirmasi situasi mereka. Laporan yang terverifikasi ditampilkan pada peta berbasis web yang hemat data dan berpusat pada seluler, yang tersedia untuk semua warga, pengelola bencana, dan responden darurat untuk memungkinkan mereka melihat dan berbagi informasi banjir real-time serta membuat keputusan tepat waktu untuk mengurangi risiko.

    Peluncuran resmi dibuka oleh Ibu Wakil Presiden Leni Robredo. Dalam sambutannya, beliau menyatakan:

    “Dalam membayangkan bayanihan generasi berikutnya, MapaKalamidad.ph tidak hanya memanfaatkan kekuatan perangkat dan teknologi baru, tetapi juga dibangun di atas apa yang terbaik dari orang Filipina. Saya mendesak semua orang, terutama kaum muda, tidak hanya untuk membagikan dan menggunakan [MapaKalamidad.ph] tetapi juga untuk membantu memimpin komunitas Anda dalam mengurangi risiko, membangun ketahanan, dan membina solidaritas untuk menghadapi tantangan yang terus meningkat dari perubahan iklim kita.”

    Ibu Wakil Presiden Leni Robredo terus menyoroti kebutuhan mendesak untuk berinvestasi secara proaktif dalam kesiapsiagaan bencana, menyatakan:

    “Kami telah lama mengadvokasi kesiapsiagaan bencana yang lebih kuat, dengan rencana manajemen risiko yang berlabuh pada realitas perubahan iklim kita, penganggaran yang memprioritaskan program adaptasi yang tangguh terhadap iklim, dan sistem pemberdayaan yang berkonsultasi dan melibatkan komunitas yang terdampak di setiap langkah proses. MapaKalamidad adalah kontribusi signifikan dalam upaya ini.”

    Laporan perdana Ibu Wakil Presiden Leni Robredo tentang MapaKalamidad.ph, menandai peluncuran resmi platform pemetaan banjir versi nasional untuk Filipina!

    Versi pilot MapaKalamidad.ph diluncurkan pada tahun 2020 untuk Kota Quezon dan Pampanga, bekerja sama dengan Pacific Disaster Center (PDC) sebagai bagian dari proyek PhilAWARE. Platform ini menyediakan perangkat tercepat untuk mengumpulkan, mengurutkan, dan memvisualisasikan pembaruan bencana real-time guna mendukung respons. Selama Topan Ulysses pada November 2020, platform ini mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan karena penduduk di area percontohan secara aktif berbagi pembaruan situasi real-time tentang banjir. MapaKalamidad.ph digunakan untuk mendukung penduduk dan unit manajemen bencana dalam mengidentifikasi area yang membutuhkan respons dan upaya penyelamatan segera. Menyusul penerimaan positif platform di area percontohan, Yayasan Peta Bencana, bersama dengan USAID BHA dan OCD, secara resmi meluncurkan versi nasional platform ini pada 14 Januari 2022.

    Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana, mengatakan:

    “Dalam membangun bayanihan generasi berikutnya, sangat penting untuk memberdayakan semua warga dengan perangkat, wewenang, dan dukungan yang akan memungkinkan komunitas untuk mengorganisir diri, berpartisipasi lebih setara dalam pengambilan keputusan selama keadaan darurat, dan beradaptasi dengan peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Dengan berbagi laporan real-time tentang bencana melalui MapaKalamidad.ph, kita dapat saling membantu, tetangga, lembaga darurat, dan responden pertama untuk merespons situasi darurat dengan lebih baik.”

    Menurut Joseph Curry, dari USAID BHA, “Meskipun kami bergantung pada pemerintah sebagai sumber resmi data kerusakan dan kebutuhan, kami juga menyadari bahwa mereka yang terkena dampak memiliki informasi paling mutakhir dan memiliki peran penting untuk dimainkan. MapaKalamidad.ph menambahkan dimensi baru pada pengumpulan data dan informasi dengan memberdayakan warga untuk langsung melaporkan bahaya, jalur kehidupan kritis, dan kerusakan di lingkungan mereka melalui media sosial. Dalam semangat bayanihan sejati, MapaKalamidad.ph memberi kita alat yang dapat digunakan bersama oleh semua orang dalam tanggap bencana, berpotensi menghubungkan setiap barangay langsung ke tingkat tertinggi.”

    Setiap warga di Filipina dapat mengirimkan laporan banjir secara anonim dengan me-tweet #flood atau #baha @mapakalamidad, mengirim pesan Facebook ke @mapakalamidad, atau mengirim pesan Telegram ke @kalamidadbot, dan memeriksa https://mapakalamidad.ph untuk pembaruan banjir real-time agar dapat bernavigasi dengan aman.

  • 2021 M+ Museum Mengakuisisi PetaBencana.id untuk Koleksi Permanen Desain Perkotaan Abad ke-21

    Pada tahun 2020, M+ Museum of visual culture di Hong Kong mengakuisisi PetaBencana.id untuk koleksi permanen desain perkotaan abad ke-21 di Asia; kode untuk software ini tetap terbuka dan dapat digunakan siapapun, M+ Museum juga menugaskan Yayasan Peta Bencana untuk membuat video yang menceritakan kisah proyek kepada pengunjung mereka.

    The Same River,Twice adalah instalasi film dua layar lebar yang menceritakan kisah Jakarta sebagai kota besar yang berjuang untuk beradaptasi dengan perubahan iklim selama musim hujan tropis, dan bagaimana pendekatan terpadu untuk desain perangkat lunak memanfaatkan epistemologi penduduk kolektif untuk mengurangi risiko perkotaan. Film secara publik ditampilkan pertama kali pada pembukaan museum pada 12 November 2021 dan tersedia untuk dilihat secara langsung sebagai bagian dari koleksi permanen mereka.

  • 2021 Menjelang Cuaca Ekstrim, Indonesia dan Filipina berkolaborasi untuk meluncurkan program pengurangan risiko bencana pemuda regional

    Yayasan Peta Bencana, didukung oleh USAID BHA dan didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kantor Pertahanan Sipil (OCD), secara resmi meluncurkan program pemuda pengurangan risiko bencana regional untuk Indonesia dan Filipina. Karena peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi di kedua negara tersebut, para pemimpin muda menyatakan solidaritas dan komitmen mereka untuk mengurangi risiko dengan tagar #Youth4GotongRoyong #Youth4Bayanihan. Peluncuran dibuka oleh Dr. Raditya Jati, Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Usec Ricardo B. Jalad, Direktur Eksekutif National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC) dan administrator OCD, dan Bapak Harlan Hale, Regional Advisor USAID BHA, yang menyambut ratusan pemuda dan lebih dari 60 organisasi masyarakat yang hadir dalam pembukaan daring tersebut.

    Dipimpin oleh keyakinan bahwa mitigasi risiko bencana harus melibatkan seluruh warga, program duta muda berkomitmen untuk memperkuat agen pemuda di seluruh wilayah sehingga mereka dapat berpartisipasi secara setara dalam upaya pemulihan bencana dan membuat keputusan yang tepat dan aman untuk diri mereka sendiri dan komunitas mereka selama keadaan darurat. Setengah dari populasi dunia adalah pemuda di bawah usia 30 tahun, dan mereka sering kali menjadi yang pertama dan paling terpengaruh ketika bencana terkait cuaca menyerang. Menurut Laporan Bencana Dunia 2020, Indonesia dan Filipina termasuk negara yang paling rentan terhadap bencana terkait cuaca dan tidak dapat dihindari bahwa negara-negara tersebut akan terus mengalami peningkatan cuaca ekstrem. Untuk mengatasi peningkatan frekuensi dan keparahan peristiwa yang berhubungan dengan cuaca, para ahli menekankan perlunya memfokuskan upaya pada adaptasi; meminimalkan keterpaparan dan kerentanan dengan meningkatkan kapasitas penduduk untuk merespon guncangan, yang tentu saja harus mencakup kelompok yang paling rentan.

    “Dalam membangun gotong royong dan bayanihan (sebutan untuk gotong-royong di FIlipina) generasi berikutnya, sangat penting untuk memberdayakan para pemimpin pemuda dengan alat, lembaga, dan dukungan yang akan memungkinkan masyarakat untuk mengatur diri mereka sendiri, berpartisipasi lebih setara dalam pengambilan keputusan selama keadaan darurat, dan beradaptasi dengan situasi yang semakin ekstrim. Dengan membagikan laporan bencana secara real-time melalui PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph, para duta muda akan terus saling membantu tetangga, instansi darurat, dan first responder dalam merespon situasi darurat dengan lebih baik,” kata Nashin Mahtani, direktur Yayasan Peta Bencana. 

    “Kegiatan ini sangat baik untuk menggerakkan partisipasi pemuda dalam Pengurangan RIsiko Bencana. Duta Kurangi Risiko Bencana Peta Bencana sejalan dengan visi BNPB dan visi Indonesia 2045. Ketahanan Bencana secara nasional bergantung pada keterlibatan pemuda dalam sistem kedaruratan bencana yang efektif dan efisien. Sebagai pemimpin hari ini dan di masa depan, kami mengundang seluruh anak muda untuk menjadi bagian inisiatif ini,” ungkap Dr.Raditya Jati, Deputi Sistem dan Strategi BNPB.  

    Usec. Ricardo Kalad dari Kantor Pertahanan Sipil menyampaikan, “Manfaatkanlah peluncuran kegiatan hari ini sebagai jalan untuk membantu Anda untuk mengambil peran dan bekerja di komunitas Anda masing-masing sebagai Duta Muda PRB dan mendukung upaya untuk memberdayakan kaum muda, orang yang Anda cintai, tetangga Anda, dan warga negara secara umum menuju keselamatan, adaptasi, dan ketahanan di masa normal baru ini. Tujuannya yang penting adalah untuk menjamin masa depan kita semua disaat kita akan menghadapi banyaknya tantangan didepan. Saya percaya bahwa pemuda kita selalu siap untuk tugas itu.”

    PetaBencana.id (di Indonesia) dan MapaKalamidad.ph (di Filipina) adalah platform berbagi informasi bencana secara real-time yang dijalankan oleh Yayasan Peta Bencana. Platform online memanfaatkan penggunaan media sosial untuk mengumpulkan informasi bencana dari penduduk di lapangan, yang seringkali memiliki informasi terkini mengenai sebuah kejadian atau bencana. Bergerak jauh melampaui penambangan data pasif, platform ini menyebarkan “chatbot kemanusiaan” untuk secara otomatis menanggapi posting media sosial tentang bencana dan meminta pengguna untuk mengkonfirmasi situasi mereka dengan mengirimkan laporan bencana. Laporan-laporan ini digunakan untuk memetakan bencana secara real-time di situs web yang dapat diakses secara bebas, sehingga siapa pun dapat memahami kondisi yang berubah dengan cepat selama peristiwa darurat. Beroperasi sejak 2013 di Indonesia dan 2019 di Filipina, platform ini menyediakan komunikasi transparan antara penduduk dan lembaga pemerintah, dan telah digunakan oleh jutaan pengguna tetap, manajer darurat, dan responden pertama untuk membuat keputusan penting tentang keselamatan dan navigasi selama bencana.

    Program Duta Kurangi Risiko Bencana (DutaKRB) akan memberikan pelatihan dan dukungan kepada pemuda untuk menjadi “informan pertama” dengan PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph. Karena kaum muda Indonesia adalah pengguna media sosial yang paling sering dan antusias – menghabiskan rata-rata 4 jam per hari menggunakan media sosial – memberdayakan mereka untuk menggunakan platform ini untuk berpartisipasi dalam pengurangan risiko bencana akan menjadi transformasional untuk koordinasi dan pemulihan. Kampanye bulanan, podcast, dan webinar pengembangan keterampilan dengan berbagai pakar dari pemerintah, bisnis, akademisi, seniman, ilmuwan, dan kelompok masyarakat akan memperkuat kapasitas pemuda untuk menjadi pemimpin aktif dan penggerak transformasi di komunitas mereka melalui pendekatan multi-dimensi, multi-sektoral, dan multi-disiplin.

    Prakiraan telah memperingatkan kemungkinan peningkatan curah hujan di atas normal di sebagian besar wilayah ASEAN dalam beberapa bulan mendatang, dengan Indonesia kemungkinan akan mengalami peningkatan curah hujan hingga 80% di awal Oktober. Dalam persiapan menghadapi cuaca ekstrem yang akan datang, acara peluncuran dimulai dengan tantangan kesiapsiagaan 24 jam, menyerukan semua peserta muda untuk melatih tetangga dan teman mereka mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi risiko dan juga langkah-langkah berbagi informasi bencana. Dalam waktu kurang dari 24 jam, pemuda-pemudi telah dapat melatih sebanyak 1529 orang!

  • 2021 Pertemuan Publik Pertama Kontributor CogniCity OSS

    Sebagai bagian dari AHA Center 2021 Humanitarian and Emergency Logistics Innovation Expo (HELIX), Yayasan Peta Bencana menyelenggarakan pertemuan publik pertama untuk para kontributor CogniCity OSS sebagai bagian dari sesi berjudul “Urban Collective Intelligence: From Crowd Sourcing to Crowd logistics”. Menyatukan para ahli dengan beragam latar belakang dan pengalaman dalam pemanfaatan dan kontribusi pada CogniCity OSS, sesi publik ini mengeksplorasi bagaimana desain dan pengembangan sistem open source dapat memanfaatkan kekuatan crowdsourcing untuk membantu respons dan pemulihan bencana dan kemanusiaan.

    Pembicara termasuk Etienne Turpin, salah satu pendiri CogniCity OSS; Ferth Manasay, Manajer Proyek MapaKalamidad.ph di Filipina; Daisy Tam, Pendiri Breadline; Deepthi Chand Alagandula, Direktur dan Co-Founder di CivicDataLab di India; Nguyen Minh-Tam, Mantan Manajer Proyek di Smart Saigon; dan Nashin Mahtani, direktur Yayasan Peta Bencana.

    Menyoroti hubungan antara perangkat lunak dan perilaku sosial, sesi ini membahas bagaimana metodologi desain multi-sektoral dapat membantu membentuk pengembangan perangkat lunak untuk manajemen risiko bencana dan koordinasi logistik generasi berikutnya. Sesi ini memperluas pentingnya jaringan sumber terbuka atau open source sebagai infrastruktur berbagi pengetahuan penting dalam konteks ASEAN dan juga memungkinkan para ahli dari berbagai latar belakang dan geografi untuk berbagi, bertukar, dan menciptakan ide untuk masa depan manajemen kemanusiaan.

  • 2021 Banjir akibat Siklon Tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur dan penyebaran informasi bencana oleh masyarakat dalam mendukung respon bencana

    Siklon Tropis Seroja telah memicu banjir, tanah longsor, dan angin kencang di Nusa Tenggara Timur (NTT), mengakibatkan kerusakan yang cukup parah di wilayah ini sejak 4 April 2021.

    Mengacu pada laporan langsung yang diterima PetaBencana.id, cuaca ekstrem telah merusak jembatan, menyapu sebagian rumah warga, dan memadamkan listrik. Warga telah membagikan informasi terkini secara real-time via PetaBencana.id dalam membantu sesama dan mendukung upaya respon.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengatakan,

    “Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di wilayah NTT dalam beberapa hari ke depan.”

    Kami mengajak warga untuk memantau https://petabencana.id untuk mendapatkan informasi terkini. Warga NTT juga dapat mengirimkan laporan banjir real-time dengan mencuit #banjir @petabencana, mengirim pesan Facebook ke @petabencana.id, atau pesan Telegram ke @bencanabot. Dengan berbagi, kita memastikan semua orang bisa mendapatkan informasi, menghindari bahaya, dan bersama mengurangi risiko!

  • 2021 Banjir kembali terjadi di Jakarta, respon bencana juga didukung chatbot kemanusiaan di media sosial

    Warga berbagi informasi banjir via PetaBencana.id mendukung respon dan upaya bantuan saat Jakarta kembali terendam untuk ketiga kalinya tahun ini.

    Pada 20 Februari, #banjir dan #JakartaBanjir menjadi trending topic pertama Twitter di Indonesia, karena ibukota negara kembali terendam untuk ketiga kalinya tahun ini, menyusul hujan deras yang terjadi Jumat malam (19/2/2021) hingga Sabtu pagi (20/02/2021). Ketika warga Jakarta menggunakan media sosial dalam berbagi info banjir, mereka disambut oleh ‘Bencana bot’ – sebuah chatbot berbasis AI (Artificial Intelligence) yang memonitor postingan media sosial tentang bencana dan lansung mengajak pengguna untuk mengirimkan laporan detil bencana tersebut. Laporan crowdsourcing ini lalu dipetakan dalam sebuah website secara real-time, dan dapat diakses gratis dan terbuka, PetaBencana.id

    Dengan banjir yang menutup jalan utama hingga jalan tol, mengganggu jadwal commuter lines, dan mematikan aliran listrik hingga 60.000 rumah, warga tetap membagikan informasi terkini situasi banjir agar tetap waspada dan dapat mengambil keputusan untuk tetap selamat. Ratusan warga telah melaporkan banjr ke PetaBencana.id, mereka saling memperingatkan akan ketinggian air, kerusakan infrastruktur dan akses jalan. BPBD DKI Jakarta juga meng-update peta ini dengan informasi resmi wilayah terdampak banjir, dan memonitor peta untuk melakukan respon yang dibutuhkan. PetaBencana.id sendiri mengalami 2000% kenaikan aktivitas dalam 12 jam dengan aktifnya warga menggunakan peta ini untuk memahami situasi banjir, menghindari daerah rawan, dan membuat keputusan agar tetap selamat.

    Warga berbagi info akses jalan terdampak banjir melalui platform informasi bencana yang terbuka, PetaBencana.id. Ribuan warga telah menggunakan peta ini untuk bernavigasi dengan aman ketika hujan deras menggenangi Jakarta untuk ketiga kalinya tahun ini.

    Dengan kejadian banjir yang terus terjadi dengan intensitas yang meningkat di Indonesia, penyebaran informasi oleh komunitas sekali membuktikan signifikansinya dalam mendukung respon dan perencanaan pada berbagai skala. Data dari PetaBencana.id digunakan oleh platform pemonitoran bencana InAWARE Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mendukung pengambilan keputusan. Aplikasi BPBD DKI Pantau Banjir juga mengintegrasikan informasi banjir real-time dari PetaBencana.id untuk mengirimkan update informasi bencana ke warga. Selama kejadian di sepanjang akhir minggu, beberapa media menggunakan PetaBencana.id sebagai sumber informasi yang terverifikasi untuk mendukung penyampaian berita banjir di Jakarta dan sekitarnya, termasuk Jakarta Post, Kompas, Tribun, dan The Jakarta Globe, dan lainnya. Kejadian minggu ini sekali lagi menunjukkan pentingnya keterlibatan masyarkat dalam penyebaran informasi bencana.

    Instansi pemerintah dan media menggunakan informasi urun-daya (crowdsource) dari PetaBencana.id untuk membagikan update bencana. Kiri: tangkapan layar aplikasi Pantau Banjir; Kanan: tangkapan layar berita di Jakarta Post yang disusun menggunakan data PetaBencana.id

    Warga di lokasi kejadian sangat berharga dalam memberikan updates informasi titik spesifik lokasi, dan observasi langsung dari lapangan juga kritikal dalam mendapatkan gambaran bagaimana kita merespon perubahan pola banjir di kota ini. Salah satu observasi yang paling umum dari warga adalah situasi banjir yang tidak mereda meskipun hujan telah berhenti mengguyur beberapa hari; sebuah observasi yang dapat dikaitkan dengan pembangunan di kota dan luapan air pada kanal.

    Yayasan Peta Bencana berterima kasih kepada warga Indonesia yang terus mengirimkan informasi kritikal bencana, dan mengapresiasi peran utama warga dalam membantu sesama, instansi pemerintah, tim respon, dan peneliti dalam mengembangkan strategi adaptasi iklim.

    Sebagaimana prediksi BMKG bahwa hujan ekstrem akan berlanjut hingga April, Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menekankan pentingnya memperbaiki koordinasi dan sinergi antar-pihak dalam upaya adaptasi iklim.

    Warga di seluruh Indonesia bisa mengirim laporan banjir real-time dengan men-twit @banjir @petabencana, mengirim pesan Facebook ke @petabencana.id, atau mengirim pesan Teleram ke @bencanabot. Dan jangan lupa untuk cek https://petabencana.id untuk mendapatkan informasi terkini agar tetap selamat!

    PetaBencana.id adalah bagian dari USAID-BNPB InAWARE: Proyek Manajemen Bencana Peringatan Dini dan Penguatan Kapasitas Dukungan Keputusan di Indonesia; mitra pelaksana BNPB yang didukung oleh U.S. Agency for International Development (USAID). Proyek ini terselenggara berkat kolaborasi dengan mitra proyek yaitu Pacific Disaster Center University of Hawaii dan Humanitarian Openstreetmap Team (HOT), serta Palang Merah Indonesia; mitra data termasuk MapBox, Twitter, qlue, dan PasangMata detik.com.

  • 2020 Taifun beruntun menghantam Filipina, warga berbagi data informasi untuk mendukung upaya bantuan

    Warga berbagi informasi melalui MapaKalamidad.ph dalam mendukung upaya respon saat badai kelima kalinya menghantam wilayah ini hanya dalam waktu dua minggu.

    Lima kejadian Taifun beruntun dialami FIlipina di akhir Oktober dan awal November. Ketika masih dalalm pemulihan akibat Taifun Molave (Quinta), Taifun Goni (Rolly). Taifun Atsani (Siony), dan Taifun Etau (Tonyo), hujan mengguyur bagian timur dan utara negara ini dan memperparah dampak dari Taifun Vamco (Ulysses), badai kelima yang menghantam wilayah ini hanya dalam dua minggu.

    Taifun ini meninggalkan dampak parah pada jalan sehingga tidak bisa dilalui akibat banjir, dan mengganggu aliran listrik dan komunikasi. Keadaan waduk di beberapa wilayah ikut memperburuk banjir di wilayah rendah aliran sungai seperti Cagayan Valley, Central Luzon, Wilayah Administrasi Cordirella dan Metro Manila.

    Di tengah luasnya situasi banjir yang menghentikan aktivitas dan pergerakan warga FIlipina, tagar @FLoodPH dan #RescuePH menjadi trending di media sosial, dimana warga meminta pertolongan dan posting informasi banjir di wilayahnya. MapaKalamidad.ph, sebuah platform informasi bencana yang baru diluncurkan, telah memanfaatkan aktifnya informasi di media sosial tersebut untuk membantu pengurangan risiko berbasis masyarakat. Menggunakan chatbot berbasis AI(Artificial Intelligence) untuk memonitor dan merespon postingan di media sosial, platform ini mengumpulkan dan mengkonfirmasi laporan dari warga ke dalam peta banjir secara real-time. Platform ini mengalami kenaikan aktivitas yang signifikan selama Taifun Ulysses karena aktifnya warga dalam melaporkan updates situasi banjir. Peta berbasis website yang gratis dan terbuka ini telah digunakan untuk mendukung warga dan unit manajemen bencana mengidentifikasi wilayah yang membutuhkan respon dan penyelamatan. MapaKalamidad.ph diluncurkan akhir September 2020 sebagai bagian dari Program PhilAWARE yang didukung U.S. Agency for International Development Bureau of Humanitarian Affairs (USAID BHA) bekerjasama dengan the Philippine Office of the Civil Defense (OCD), Pacific Disaster Center (PDC), dan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT).

    Joseph Curry dari USAID BHA mengatakan,

    “Sementara kita bergantung kepada pemerintah sebagai otoritas yang berwenang dalam hal dampak dan bantuan, kita juga mengakui bahwa pihak yang terdampak mempunyai informasi yang terkini dan berperan penting. MapaKalamidad.ph menambahkan dimensi pada data dan informasi dengan memberdayakan warga untuk melaporkan bencana, kondisi dan kerusakan di lingkungan sekitar melalui media sosial dan aplikasi. Dengan semangat bayanihan, MapaKalamidad.ph menjadi alat yang dapat digunkan bersama dalam respon bencana, yang dapat menghubungkan setiap barangay dengan level pemerintahan di atasnya.”

    Kejadian Taifun yang tidak bisa diprediksi akhir-akhir ini telah menggarisbawahi pentingnya informasi real-time yang terverifikasi dalam mendukung upaya respon dalam kondisi yang tak menentu. Saat badai dengan cepat berubah dan banjir merendam negara ini, netizen yang menggunakan platform ini memiliki potensi besar untuk menjadi sumber utama dalam membagikan informasi peta banjir untuk membantu pengambilan keputusan akan keselamatan dan respon.

    MapaKalamidad.ph saat ini tersedia untuk warga Quezon City dan Pampanga dimana warga dapat membagikan informasi banjir secara anonim melalui pesan Facebook @mapakalamidad, atau mengirim pesan Telegram @kalamidadbot. Instansi pemerintah juga memonitor peta untuk merespon situasi bencana dan bantuan untuk warga.

    Dengan kondisi La Nina yang terus berlanjut, hujan deras diperkirakan masih terjadi di regional dalam beberapa bulan ke depan. Yayasan Peta Bencana mengajak warga Filipina untuk membagikan informasi kritikal dalam membantu sesama, pemerintah, dan tim respon jika terjadi bencana.

    Jangan lupa cek https://mapakalimad.ph untuk update informasi banjir dan tetap selamat!MapaKalamidad.ph adalah bagian USAID DisasterAWARE Program for ASEAN Regional and National Capacity Development for Hazard Monitoring. MapaKalamidad.ph bisa terwujud berkat dukungan dari Rakyat Amerika melalui USAID, dan melalui kerjasama dengan mitra seperti Pacific Disaster Center at the University of Hawaii dan the Humanitarian OpenStreetMap Team; mitra implementasi Office of Civil Defense, National Disaster Risk Reduction and Management Council, Pampanga Disaster Risk Reduction and Management Office dan Quezon City Disaster Risk Reduction and Management Office; mitra data termasuk Twitter and Mapbox.

  • 2020 PetaBencana.id dijadikan contoh studi kasus dalam laporan terbaru tentang kecerdasan kolektif

    “[PetaBencana.id] merupakan contoh paradigma dalam menggunakan internet yang menghubungkan kelompok individu untuk membagikan pengetahuan.[PetaBencana.id] mengkonfirmasi apa yang sudah lama kami pahami: keahlian yang bertumpu pada pengetahuan lokal dan pengalaman hidup didistribusikan secara luas di dalam masyarakat. Platform sosial memungkinkan kita untuk mengkombinasikan dan meningkatkan kecerdasan ini untuk menghimpun pengetahuan, membagikan pekerjaan dan menyelesaikan masalah secara kolaboratif.”

    Laporan terbaru yang dipublikasikan oleh The Govlab (pusat penelitian yang berbasis di New York University) dan Nesta Foundation, sebuah yayasan di Inggris Raya, menampilkan PetaBencana.id sebagai salah satu dari 30 contoh studi kasus yang mendemonstrasikan dengan baik pemanfaatan kecerdasan kolektif untuk menangani tantangan publik. Sebagai bagian dari riset kecerdasan kolektif yang lebih besar, laporan ini berargumen bahwa kecerdasan kolektif dapat mendukung layanan publik yang lebih baik dan inklusif. Riset tersebut menyoroti studi kasus dari seluruh dunia yang menggunakan teknologi dalam memanfaatkan ide dan keahlian masyarakat, lalu menampilkan metodologi kolaboratif tersebut sebagai komponen kritikal dalam menangani permasalahan-permasalahan saat ini. Dokumentasi riset secara utuh dapat diakses di:  https://www.thegovlab.org/collective-intelligence.html

    Awal tahun ini, The Govlab juga menampilkan PetaBencana.id sebagai bagian dalam kursus “Kecerdasan Krisis Kolektif” (Collective Crisis Intelligence). Awal diluncurkan untuk menginformasikan respon terhadap pandemi Covid-19, kursus gratis tersebut menyertakan pelajaran yang aplikatif untuk upaya penanganan bencana di masa depan. Tiap kuliah menampilkan organisasi yang telah berhasil memanfaatkan teknologi dalam melibatkan partisipasi publik dalam respon darurat. 

    PetaBencana.id berterima kasih telah dijadikan teladan dalam studi kasus di seluruh dunia, dan kami juga berterima kasih kepada warga Indonesia yang telah menunjukkan ketangguhan dalam membagikan pengetahuan dalam semangat gotong-royong! Ayo terus semangat melanjutkan kolaborasi untuk #BersamaKurangiRisiko! 

  • 2020 Peluncuran resmi platform pemetaan bencana di Filipina membawa semangat ‘Bayanihan’ dan ‘Gotong-royong’ untuk solidaritas kawasan!

    MapaKalamidad.ph, sebuah platform respon dan manajemen bencana yang gratis dan terbuka di Filipina, telah diluncurkan pada 10 September 2020 dalam webinar virtual berjudul “Digital Bayanihan! Social Media for Humanitarian Response” (Gotong-Royong Digital! Media Sosial untuk Respon Kemanusiaan”). Platform ini menggabungkan laporan crowdsourcing (urun-daya) dan validasi instansi pemerintahan untuk memetakan kejadian banjir secara real-time.  

    Dalam sambutan pembukanya, Joseph Curry dari USAID Office of Foreign Disaster Assistance mengatakan,

    “Selain mengandalkan pemerintah sebagai sumber otoritas dalam kerugian dan kebutuhan, kita juga mengakui bahwa mereka yang terdampak mempunyai informasi terkini serta memainkan peranan penting. MapaKalamidad.ph menambah dimensi baru pada data dan pengumpulan informasi dengan memberdayakan masyarakat untuk langsung melaporkan bencana, kondisi kritis dan kerugian dalam lingkungan sekitar mereka melalui aplikasi media sosial dan aplikasi mobile. Dengan semangat gotong-royong, MapaKalamidad.ph menjadi alat yang bisa digunakan siapapun dalam respon bencana, dan berpotensi menghubungkan setiap barangay (tingkat administrasi di FIlipina) ke tingkat yang tertinggi.”

    Dikembangkan oleh Yayasan Peta Bencana (Disaster Map Foundation), organisasi yang berbasis di Asia Tenggara, platform ini menyerupai platform pemetaan berbasis crowd-sourcing yang sudah memenangkan penghargaan, yaitu PetaBencana.id di Indonesia. Platform PetaBencana.id telah digunakan oleh jutaan pengguna sejak tahun 2013, untuk membantu mengambil keputusan di masa kritis, tentang keamanan dan navigasi saat banjir di Indonesia. Platform ini juga diadopsi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam memonitor kejadian bencana, meningkatkan waktu respon, and membagikan informasi darurat di masa kritis kepada warga. Setelah terbukti dan tidak diragukan dalam pengumpulan, pembagian, dan visualisasi data berbasis masyarakat mengurangi risiko bencana dan mendukung upaya bantuan, software kami sekarang telah dikembangkan untuk mendukung pemetaan bencana real-time di Filipina. 

    Dengan menampilkan pembicara seperti Gil Francis Arevalo dari the UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs, Bryan Damasco dari the Humanitarian OpenStreetMap Team FIlipina, and Michael Vincent Mercardo dari the Center of Disaster Preparedness, webinar ini berfokus pada peran utama respon berbasis masyarakat dalam upaya mitigasi dan adaptasi.

    Merespon peluncuran MapaKalamidad.ph, Asec Casiano C. Monilla dari Kantor Pertahanan Sipil (Office of Civil Defense) FIlipina mengatakan,

    “Kontribusi media sosial dan ekspansi ruang demokrasi dan partisipasi publik dalam kegiatan pemerintahan tidak boleh diabaikan. Telah terbukti berulang kali bahwa pengurangan risiko dan manajemen bencana yang berhasil bergantung pada dukungan publik; kepemilikan bersama dalam konsep aman, kesiapsiagaan dan ketahanan. [MapaKalamidad.ph], yang menampilkan informasi yang terverifikasi dan terpercaya melalui crowdsourcing media sosial, adalah sebuah perkembangan yang disambut baik. Pemetaan terbuka dan pembagian informasi melalui crowdsourcing memungkinkan masyarakat tidak hanya menjadi penonton dan penerima sistem dan produk, tapi juga partisipan dalam proses mendukung masyarakat dan pemerintah melaporkan dan merespon keadaan darurat. Ini dapat diartikan menjadi kehidupan yang lebih aman, properti dan mata pencaharian terlindungi, dan keberlangsungan pembangunan terjaga.

    Saat ini, warga di Pampanga dan Quezon City dapat mengirimkan laporan banjir tanpa menampilkan identitas dengan men-twit #banjir atau #baha @mapakalamidad, mengirim pesan Facebook ke @mapakalimad, atau mengirim pesan telegram ke @kalamidadbot. Instansi manajemen bencana pemerintah juga memonitor peta untuk menentukan situasi bencana dan respon terhadap kebutuhan warga.

    Dengan model ENSO terkini yang mengindikasikan tren pada kondisi La Nina, hujan dengan intensitas lebih tinggi diprediksi terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Kami ingin mengingatkan semua untuk cek https://mapakalamidad.ph untuk informasi terkini dan tetap siaga!

    MapaKalamidad.ph adalah bagian dari Program USAID ASEAN Regional and National Capacity Development for Hazard Monitoring, Early Warning, and Disaster Management Decision Support. Sebagai bagian dari proyek PhilAWARE Pacific DIsaster Center’s, proyek ini merepresentasikan kolaborasi multi-partner antara Philippines Office of Civil Defense (OCD), the Philippines National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC), Pacific Disaster Center (PDC), Yayasan Peta Bencana, dan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT). Proyek ini terwujud berkat kolaborasi dengan mitra pelaksana Quezon City Disaster Risk Reduction Management Office (QCDRRMO) dan Pampanga Disaster Risk Reduction Management Office (PDRRMO), serta mitra data Twitter dan Mapbox.