PetaBencana.id diakui oleh Ars Electronica karena telah menunjukkan perkembangan terbaru dalam perangkat lunak sosial, membangun aksi dan interaksi komunitas, memperkuat peran dan kemampuan partisipasi masyarakat, dan mempromosikan inovasi sosial serta keberlanjutan budaya dan lingkungan melalui teknologi internet.
Pada tanggal 11 Juni 2018, Ars Electronica mengumumkan pemenang kompetisi Prix Ars Electronica 2018, dan memberikan penghargaan kepada PetaBencana.id sebagai Honorary Mention.
Diakui sebagai “kompetisi seni media yang paling dihormati di dunia”, Prix Ars Electronica diluncurkan pada tahun 1987 oleh salah satu pendiri Ars Electronica, Hannes Leopoldseder. Penghargaan ini memberikan penghargaan kepada proyek-proyek yang menampilkan keunggulan dalam tujuh kategori: Animasi Komputer, Seni Interaktif, Komunitas Digital, Musik Digital dan Seni Suara, Seni Hibrida, dan u-19 Create Your World (kategori untuk anak-anak hingga usia 19 tahun). Pemenang penghargaan bergengsi ini sebelumnya adalah Pixar pada tahun 1987, Wikipedia pada tahun 2004, dan Wikileaks pada tahun 2009.
Tahun ini, 3.046 karya dari 85 negara telah masuk untuk memperebutkan penghargaan Prix Ars Electronica. PetaBencana.id merupakan salah satu dari 12 proyek yang menerima penghargaan Honorable Mention untuk kategori Komunitas Digital. ‘Digital Communities’ memberikan penghargaan kepada proyek-proyek yang menunjukkan perkembangan terbaru dalam perangkat lunak sosial, membangun aksi dan interaksi komunitas, memperkuat peran dan kemampuan partisipasi masyarakat, dan mempromosikan inovasi sosial serta kelestarian budaya dan lingkungan melalui teknologi internet.
PetaBencana.id adalah platform sumber terbuka dan gratis untuk pelaporan banjir yang bersumber dari masyarakat di Indonesia. Platform ini mengumpulkan laporan banjir yang telah dikonfirmasi dari berbagai saluran media sosial dan memvisualisasikannya pada peta berbasis web gratis secara real-time. Untuk menyaring kebisingan di media sosial, perangkat lunak ini mendengarkan kata kunci tertentu di postingan media sosial (seperti “banjir”) dan menggunakan “humanitarian chatbot” yang memulai percakapan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dengan penduduk untuk mengumpulkan laporan bencana yang telah diverifikasi. Laporan-laporan ini ditampilkan di peta publik gratis secara real-time, di samping data darurat yang relevan yang dikeluarkan oleh badan-badan lokal. Manajer keadaan darurat memantau platform tersebut untuk menilai situasi, merespons kebutuhan penduduk, dan, sebagai bagian dari sistem komunikasi dua arah yang transparan, memperbarui peta dengan informasi yang sangat penting untuk memperingatkan penduduk tentang banjir di lingkungan mereka. Peta yang tersedia untuk umum ini digunakan oleh penduduk, pejabat pemerintah, dan petugas tanggap darurat untuk mendapatkan informasi mengenai perubahan kondisi banjir di seluruh negeri, dalam rangka mempersiapkan diri dan merespons kejadian-kejadian darurat. Sejak diluncurkan pada tahun 2014, platform ini telah digunakan oleh lebih dari setengah juta penduduk selama banjir musim hujan.
PetaBencana.id telah membuktikan bahwa pengumpulan dan visualisasi data yang dipimpin oleh masyarakat dapat mengurangi risiko bencana, meningkatkan waktu tanggap darurat, dan membantu upaya bantuan. Saat ini, PetaBencana.id telah mendukung cakupan wilayah dengan lebih dari 50 juta penduduk di Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung, PetaBencana.id sedang dikembangkan lebih lanjut untuk menangani ancaman bencana dan wilayah lain di Indonesia.
Leave a Reply