Author: Disaster Map Foundation (Yayasan Peta Bencana)

  • 2018 Yayasan Peta Bencana Bekerja Sama dengan Kelompok Relawan Komunitas Lokal di Semarang

    quote open

    … Kemudahan pelaporan melalui PetaBencana.id akan memungkinkan pelaporan yang lebih efisien, dan memungkinkan kita untuk merespons kejadian banjir dengan lebih efektif….

    quote close

    Untuk terus membangun jaringan pelapor warga yang aktif dan mendorong penyebaran informasi kebencanaan yang efektif di Semarang, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dan acara penjangkauan dengan berbagai komunitas yang aktif dalam ekosistem penanggulangan bencana sebagai persiapan untuk musim hujan yang akan datang.

    Pada tanggal 10 Agustus 2018, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dengan jaringan komunitas relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang. Selama kejadian bencana, kelompok-kelompok masyarakat independen ini berkoordinasi dengan BPBD Kota Semarang untuk membantu upaya tanggap darurat sebelum badan tersebut dapat memberikan tanggapan formal. Mereka juga berfungsi sebagai titik kontak utama antara badan penanggulangan bencana daerah dan penduduk di komunitas masing-masing. Kelompok-kelompok ini aktif dalam meningkatkan kesadaran bencana di dalam komunitas lokal tempat mereka dibentuk.

    Sebanyak 35 peserta menghadiri lokakarya ini, mewakili total 18 kelompok relawan masyarakat yang berbeda, mulai dari kelompok relawan polisi, kelompok relawan pramuka, kelompok relawan pertolongan pertama, kelompok relawan pemuda, kelompok relawan desa, kelompok relawan disabilitas, dan tim SAR.

    Yayasan Peta Bencana juga mengadakan lokakarya untuk jaringan relawan BPBD Kota Semarang dari kelompok masyarakat Kelurahan Siaga Bencana. Di Semarang, setiap kelurahan diwakili oleh seorang relawan yang bertindak sebagai penanggap pertama di kelurahan tersebut ketika terjadi banjir dan juga bertindak sebagai titik kontak utama antara BPBD Kota Semarang dan warga, yang bertanggung jawab untuk melaporkan situasi di lapangan. Para relawan ini dilatih langsung oleh BPBD Kota Semarang untuk menangani bencana di tingkat kelurahan. Sebagai aktor penting dalam ekosistem penanggulangan bencana di Semarang, sangat menyenangkan untuk dapat memperluas sosialisasi platform ini kepada kelompok ini, dan berbagi bagaimana PetaBencana.id dapat mendukung pelaporan bencana yang lebih efektif.

    Sebanyak 41 peserta yang mewakili 39 kelurahan berbeda di Semarang menghadiri lokakarya ini.

    Selama kedua lokakarya, para peserta berbagi masukan mengenai platform ini dan penggunaan pelaporan urun daya untuk ketahanan banjir. Para peserta mengajukan pertanyaan tentang bagaimana platform ini memastikan validitas laporan yang dikumpulkan dari masyarakat, dan memberikan tanggapan positif ketika mereka mengetahui metode verifikasi yang digunakan oleh PetaBencana.id. Peserta menyatakan bahwa kejadian banjir yang terkonfirmasi yang ditampilkan di PetaBencana.id akan berguna untuk mendukung tindakan dan respons berbasis bukti. Peserta menyatakan bahwa kemudahan pelaporan melalui PetaBencana.id akan memungkinkan pelaporan yang lebih efisien, sehingga memudahkan relawan dalam merespons kejadian banjir secara lebih efektif.

    Selain antusias dengan prospek pemanfaatan laporan yang bersumber dari masyarakat untuk mendukung penanggulangan bencana yang tepat waktu di Jakarta, para peserta juga menyatakan ketertarikan mereka untuk menggunakan platform ini untuk menangani ancaman bencana lainnya.

  • 2018 Yayasan Peta Bencana Berkolaborasi dengan Universitas di Semarang

    quote open

    … Berbagi informasi kebencanaan melalui PetaBencana.id tidak hanya akan mendukung penanggulangan bencana dan penanggap pertama, tetapi juga akan mendukung respons dan memperkuat ketangguhan di tingkat individu dan masyarakat ….

    quote close

    Untuk terus membangun jaringan berbagi informasi dan memperkuat ketangguhan masyarakat di Semarang, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dan sosialisasi dengan berbagai komunitas yang aktif dalam ekosistem penanggulangan bencana, dalam rangka persiapan menghadapi musim hujan yang akan datang.

    Sebagai bagian dari inisiatif ini, Yayasan Peta Bencana telah berkolaborasi dengan berbagai universitas di Semarang untuk melibatkan mahasiswa melalui lokakarya pelatihan tentang cara berbagi informasi bencana secara akurat dan efektif.

    Pada tanggal 25 Juli 2018, Yayasan Peta Bencana mengadakan lokakarya dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES) di Fakultas Ilmu Sosial. Dengan berkolaborasi dengan acara mingguan “Research Sharing” fakultas, lokakarya ini tidak hanya mensosialisasikan platform ini tetapi juga dapat menstimulasi diskusi lebih lanjut mengenai ekosistem penanggulangan bencana. Hal ini memberikan umpan balik yang berharga, dan juga merangsang minat mahasiswa dan akademisi untuk membangun masyarakat yang tangguh.

    Yayasan Peta Bencana juga mengadakan lokakarya dengan Universitas Negeri Diponegoro (UNDIP) di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota.

    Setelah sesi pelatihan langsung, para peserta menyatakan antusiasme mereka untuk melihat bagaimana berbagi informasi bencana dapat mendukung respons dan memperkuat ketangguhan dari tingkat individu dan masyarakat, selain mendukung manajer bencana dan responden pertama.

    Para mahasiswa dan dosen menyatakan ketertarikan mereka terhadap platform ini dan penggunaannya lebih lanjut, terutama dalam kemungkinan penggunaan data untuk bantuan banjir dan penelitian lebih lanjut mengenai pemodelan dan pemantauan kejadian banjir di Semarang. Antusiasme ini mendorong para peserta untuk membagikan penggunaan pelaporan yang bersumber dari masyarakat dengan jaringan mereka sendiri.

  • 2018 Yayasan Peta Bencana Collaborates with Universities in Semarang

    quote open

    …Sharing disaster information through PetaBencana.id will not only support disaster managers and first responders, but will support response and strengthen resilience at the level of individuals and communities…. 

    quote close

    To continue to build a growing network of information sharing and strengthen community resilience in Semarang, Yayasan Peta Bencana is conducting workshops and outreach events with a range of communities active in the disaster management ecosystem, in preparation for the upcoming monsoon season.

    As part of this initiative, Yayasan Peta Bencana has been collaborating with universities in Semarang to engage university students through training workshops about how to accurately and effectively share disaster information.

    On July 25th, 2018, Yayasan Peta Bencana held a workshop with Universitas Negeri Semarang (UNNES) (State University of Semarang) in the Faculty of Social Science. By collaborating with the faculty’s weekly “Research Sharing” event, the workshop not only socialized the platform but was able to stimulate further discussion regarding disaster management ecosystems. This provided valuable feedback, and also further stimulated student and academic interest in building resilient communities.

    Yayasan Peta Bencana also held a workshop with Universitas Negeri Diponegoro (UNDIP) at the Department of Urban and Regional Planning.

    Following a hands-on training session, participants expressed enthusiasm in seeing how sharing disaster information could support response and strengthen resilience from the level of individuals and communities, in addition to supporting disaster managers and first responders. 

    Students and lecturers expressed their interest in the platform and its further use, especially in the possibilities of using the data for flood relief and further research on modelling and monitoring flood events in Semarang. This enthusiasm encouraged participants to share the use of crowd-sourced reporting with their own networks.

  • 2018 PetaBencana.id dianugerahi penghargaan 2018 Prix Ars Electronica Honorary Mention!

    quote open

    PetaBencana.id diakui oleh Ars Electronica karena telah menunjukkan perkembangan terbaru dalam perangkat lunak sosial, membangun aksi dan interaksi komunitas, memperkuat peran dan kemampuan partisipasi masyarakat, dan mempromosikan inovasi sosial serta keberlanjutan budaya dan lingkungan melalui teknologi internet.    

    quote close

    Pada tanggal 11 Juni 2018, Ars Electronica mengumumkan pemenang kompetisi Prix Ars Electronica 2018, dan memberikan penghargaan kepada PetaBencana.id sebagai Honorary Mention.
    Diakui sebagai “kompetisi seni media yang paling dihormati di dunia”, Prix Ars Electronica diluncurkan pada tahun 1987 oleh salah satu pendiri Ars Electronica, Hannes Leopoldseder. Penghargaan ini memberikan penghargaan kepada proyek-proyek yang menampilkan keunggulan dalam tujuh kategori: Animasi Komputer, Seni Interaktif, Komunitas Digital, Musik Digital dan Seni Suara, Seni Hibrida, dan u-19 Create Your World (kategori untuk anak-anak hingga usia 19 tahun). Pemenang penghargaan bergengsi ini sebelumnya adalah Pixar pada tahun 1987, Wikipedia pada tahun 2004, dan Wikileaks pada tahun 2009.
    Tahun ini, 3.046 karya dari 85 negara telah masuk untuk memperebutkan penghargaan Prix Ars Electronica. PetaBencana.id merupakan salah satu dari 12 proyek yang menerima penghargaan Honorable Mention untuk kategori Komunitas Digital. ‘Digital Communities’ memberikan penghargaan kepada proyek-proyek yang menunjukkan perkembangan terbaru dalam perangkat lunak sosial, membangun aksi dan interaksi komunitas, memperkuat peran dan kemampuan partisipasi masyarakat, dan mempromosikan inovasi sosial serta kelestarian budaya dan lingkungan melalui teknologi internet.

    PetaBencana.id adalah platform sumber terbuka dan gratis untuk pelaporan banjir yang bersumber dari masyarakat di Indonesia. Platform ini mengumpulkan laporan banjir yang telah dikonfirmasi dari berbagai saluran media sosial dan memvisualisasikannya pada peta berbasis web gratis secara real-time. Untuk menyaring kebisingan di media sosial, perangkat lunak ini mendengarkan kata kunci tertentu di postingan media sosial (seperti “banjir”) dan menggunakan “humanitarian chatbot” yang memulai percakapan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dengan penduduk untuk mengumpulkan laporan bencana yang telah diverifikasi. Laporan-laporan ini ditampilkan di peta publik gratis secara real-time, di samping data darurat yang relevan yang dikeluarkan oleh badan-badan lokal. Manajer keadaan darurat memantau platform tersebut untuk menilai situasi, merespons kebutuhan penduduk, dan, sebagai bagian dari sistem komunikasi dua arah yang transparan, memperbarui peta dengan informasi yang sangat penting untuk memperingatkan penduduk tentang banjir di lingkungan mereka. Peta yang tersedia untuk umum ini digunakan oleh penduduk, pejabat pemerintah, dan petugas tanggap darurat untuk mendapatkan informasi mengenai perubahan kondisi banjir di seluruh negeri, dalam rangka mempersiapkan diri dan merespons kejadian-kejadian darurat. Sejak diluncurkan pada tahun 2014, platform ini telah digunakan oleh lebih dari setengah juta penduduk selama banjir musim hujan.

    PetaBencana.id telah membuktikan bahwa pengumpulan dan visualisasi data yang dipimpin oleh masyarakat dapat mengurangi risiko bencana, meningkatkan waktu tanggap darurat, dan membantu upaya bantuan. Saat ini, PetaBencana.id telah mendukung cakupan wilayah dengan lebih dari 50 juta penduduk di Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung, PetaBencana.id sedang dikembangkan lebih lanjut untuk menangani ancaman bencana dan wilayah lain di Indonesia.

  • 2018 PetaBencana.id awarded a 2018 Prix Ars Electronica Honorary Mention!

    quote open

    PetaBencana.id is recognized by Ars Electronica for demonstrating the latest developments in social software, building community action and interaction, strengthening the role and ability for civic participation, and promoting social innovation as well as cultural and environmental sustainability through internet technology.        

    quote close

    On June 11th, 2018 Ars Electronica announced the winners of the 2018 Prix Ars Electronica competition, awarding PetaBencana.id with an honorary mention.

    Recognized as the “world’s most time-honored media arts competition”, the Prix Ars Electronica was launched in 1987 by Ars Electronica co-founder Hannes Leopoldseder. The prize awards projects displaying excellence in seven categories: Computer Animation, Interactive Art, Digital Communities, Digital Musics and Sound Art, Hybrid Art,  and u-19 Create Your World (a category for kids up to age 19). Previous winners of the prestigious prize have included Pixar in 1987, Wikipedia in 2004, and Wikileaks in 2009.

    This year 3,046 entries from 85 countries were submitted for the Prix Ars Electronica Prize. PetaBencana.id was one among 12 projects that received honorable mentions for the Digital Communities category. ‘Digital Communities’ recognizes projects that demonstrate the latest developments in social software, build community action and interaction, strengthen the role and ability for civic participation, and promote social innovation as well as cultural and environmental sustainability through internet technology.

    PetaBencana.id is a free and open source platform for crowd-sourced flood reporting in Indonesia. The platform gathers confirmed reports of flooding from various social media channels and visualizes them on a free web-based map in real-time. In order to filter through the noise of social media the software listens for specific keywords in social media posts (such as “flood”) and deploys a “humanitarian chatbot” that initiates AI-assisted conversations with residents to collect verified disaster reports. These reports are displayed on a free public map in real-time, alongside relevant emergency data issued by local agencies. Emergency managers monitor the platform to assess the situation, respond to resident needs, and, as part of a transparent two-way communication system, update the map with time-critical information to alert residents to flood in their neighbourhood. The publicly available map is used by residents, government officials, and first responders to stay informed about changing flood conditions across the country, in order to prepare for and respond to emergency events. Since its debut in 2014 the platform has been used by over half a million residents during monsoon flooding.

    PetaBencana.id has proven that community-led data collection and visualization reduces disaster risk, increases emergency response times, and assists in relief efforts. Currently supporting a coverage area with over 50 million residents in Jabodetabek, Surabaya, and Bandung, PetaBencana.id is now being further developed to address additional hazards and other geographies in Indonesia. 

  • 2018 PetaBencana.id Melukis Seni Jalanan untuk Kesiapsiagaan Musim Hujan di Indonesia – Bagian Dua!

    Pada tanggal 4 Februari 2018, Yayasan Peta Bencana menyulap Alun-alun Fatahillah di Kota Tua dengan instalasi seni jalanan anamorphic. Terletak di sepanjang tepi timur sungai Ciliwung dan dikelilingi oleh Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik, alun-alun ini dipenuhi oleh warga, pengunjung, pengrajin, dan pemain sulap pada hari Minggu pagi di hari bebas kendaraan bermotor. Peta Bencana menggunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan ribuan pengguna PetaBencana.id, serta untuk berinteraksi dengan audiens baru dan meluncurkan acara kedua dari rangkaian acara kesiapsiagaan bencana untuk musim hujan 2017/2018. (Baca lebih lanjut tentang acara pertama kami di sini!)

    Ketika orang-orang yang lewat berhenti untuk berswafoto dengan instalasi seni jalanan tersebut, mereka diingatkan untuk terus membagikan swafoto mereka dengan PetaBencana.id selama musim hujan, dan berkontribusi pada pemetaan banjir masyarakat secara real-time. PetaBencana.id mengumpulkan laporan yang telah dikonfirmasi mengenai banjir dari berbagai media sosial dan memvisualisasikannya dalam sebuah peta berbasis web yang gratis, sehingga setiap orang memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk tetap aman dan terhindar dari bahaya saat terjadi banjir. Informasi ini dibagikan kepada badan-badan penanggulangan keadaan darurat, yang juga dapat memperbarui peta dengan informasi terkait banjir yang sangat penting, sehingga menciptakan saluran komunikasi dua arah yang transparan untuk semua orang di kota. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan kesadaran tentang program penanggulangan bencana kepada para pengunjung Car Free Day.

    Kami sangat senang melihat ribuan warga terlibat dalam seni komunitas untuk menyebarkan pesan kesadaran dan solidaritas dalam kesiapsiagaan menghadapi musim hujan yang akan datang. Instalasi ini menunjukkan keefektifan instalasi seni dalam berkomunikasi, menjangkau, dan melibatkan demografi yang luas dan beragam.

    Seorang pengunjung berkomentar:

    “Ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana seni berbasis komunitas dapat digunakan untuk kesiapsiagaan bencana dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Sungguh merupakan alat pembangunan komunitas dan pengajaran yang luar biasa!”

    Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk mendengar cerita dan pengalaman dari ribuan warga yang telah menggunakan PetaBencana.id, serta menjangkau ribuan pengguna baru yang menunjukkan minat yang besar untuk mempelajari platform ini dan menunjukkan antusiasme untuk mengadopsi platform ini untuk meningkatkan keselamatan selama musim hujan yang akan datang. Kami juga terdorong oleh percakapan dengan penduduk yang berkunjung dari kota-kota lain di Indonesia, yang menyatakan keinginannya untuk melihat platform PetaBencana.id diperluas ke lokasi mereka!

    Ketika kerumunan orang berkumpul dan percakapan semakin berkembang, orang-orang yang lewat dengan cepat menunjukkan antusiasme yang meningkat ketika mereka mulai berbagi cerita dan pengalaman mereka sendiri tentang kesiapsiagaan bencana.

    Melihat keberhasilan kekuatan gabungan dari selfie, media sosial, dan instalasi seni komunitas di ruang publik dalam mendukung ketangguhan berbasis komunitas, kami berharap dapat menyelenggarakan acara berikutnya! Pantau terus kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut!

  • 2018 PetaBencana.id Paints Street Art for Monsoon Preparedness in Indonesia – Part Two!

    On February 4th 2018, the Peta Bencana Foundation transformed the Fatahillah Square at Kota Tua (Old Town Jakarta) with an anamorphic street art installation. Located along the east bank of the Ciliwung river and surrounded by the Jakarta History Museum, Puppetry Museum, and Fine Art & Ceramics Museum, the square heavily fills up with residents, visitors, artisans, and jugglers on car-free-day Sunday mornings. Peta Bencana took this opportunity to meet with thousands of PetaBencana.id users, as well as to engage with new audiences and launch the second of a series of disaster preparedness events for the 2017/2018 monsoon season. (Read more about our first event here!)

    As passers-by stopped to take selfies with the street art installation, they were reminded to continue to share their selfies with PetaBencana.id during the monsoon season, and contribute to real-time community flood-mapping. PetaBencana.id gathers confirmed crowd-sourced reports about flooding from various social media channels and visualizes these on a free web-based map, so that everyone has the information they need to stay safe and avoid danger during flood events. This information is shared with emergency management agencies, who are also able to update the map with time-critical flood-related information, creating a transparent two-way communication channel for everyone in the city. The Jakarta Emergency Management Agency (BPBD DKI Jakarta) also took this opportunity to spread awareness about their disaster management programs to the Car Free Day visitors.

    We were excited to see thousands of residents engaging with community art to spread messages of awareness and solidarity in preparedness for the forthcoming monsoon. The installation demonstrated the effectiveness of art installations in communicating, reaching, and engaging a wide and varied demographic.

    One visitor commented:

    “This is a great example of how community-based art can be used for disaster preparedness in a fun and engaging way. What a great community-building and teaching tool as well!”

    It was a great opportunity to hear the stories and experiences of the thousands of residents who already use PetaBencana.id, as well as to reach thousands of new users who expressed great interest in learning about the platform and displayed an enthusiasm towards adopting the platform to improve safety for the upcoming monsoon season. We were also encouraged by conversations with residents visiting from other cities in Indonesia, who expressed an eagerness to see the PetaBencana.id platform expand to their locations!

    As the crowd collected and conversations grew, passers-by quickly displayed an increased enthusiasm as they begun to share their own stories and experiences of disaster preparedness.

    Seeing the success of the combined power of the selfie, social media, and community-art installations in public spaces in supporting community-based resilience, we look forward to hosting the next event! Stay tuned to find out more!

  • 2018 Video Produksi Peta Bencana Menuai Komentar dan Pujian dari ‘Art Blog’ Terkemuka

    quote open

    …saya ingin membagikan sebuah video yang menurut saya sangat membuka wawasan dan berhak untuk diangkat dalam sebuah post… Saya pikir saya tahu tentang kerusakan yang dibuat oleh perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan, tapi saya tidak tahu bahwa sedemikian parahnya (kebakaran terjadi seluas negara saya hanya dalam waktu 5 bulan!!)     

    quote close

    Publikasi ilmiah Peta Bencana telah mendapatkan pujian dari Régine Debatty, kritikus dan inisiator blog yang telah mendapatkan sejumlah penghargaan, we-make-money-not-art.com.   Dalam ulasan tentang pameran Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald / Disappearing Legacies: The World as a Forest , Debatty mengangkat sebuah video yang diproduksi oleh Yayasan Peta Bencana, atas efektivitas dan kekuatan pesannya dalam menyampaikan dampak yang terjadi atas kerusakan lahan gambat dan pentingnya ekologi gambut untuk Sistem Bumi dan iklimnya. Sebagai bagian dari komitmen Yayasan dalam membangun infrastruktur untuk gotong royong melalui proses riset kolaboratif, Yayasan Peta Bencana bekerja dengan peneliti dari WALHI dan Akademi Drone Indonesia untuk memproduksi proyek publikasi seni/ilmiah ini. Pameran The Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald / Disappearing Legacies: The World as a Forest saat ini tengah dibuka di the Zoologisches Museum, Centrum für Naturkunde, Universität Hamburg.

  • 2018 Peta Bencana Production Receives Commending Review from Award Winning Art Blog

    quote open

    …i’d like to share a video i found so eye-opening and powerful that it deserves to be singled out in a post…I thought i knew about the havoc that palm oil plantations are wreaking on the environment, i had no idea it was this bad (burning an area the size of my country in only 5 months!!)        

    quote close

    Peta Bencana’s science outreach has received an honorable acclaim from Régine Debatty, critic and founder of the award winning blog, we-make-money-not-art.com.   In a review about the Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald / Disappearing Legacies: The World as a Forest exhibition,  Debatty singles out a video produced by the Peta Bencana Foundation, for its effectiveness in powerfully conveying the impacts of peatland destruction and the importance of peatland ecologies for the Earth System and its climate. As part of the foundation’s commitment to building infrastructures for mutual aid through processes of collaborative co-research, the Peta Bencana foundation worked with research scientists at Friends of the Earth Indonesia (WALHI) and Akademi Drone Indonesia to produce this art/science outreach project. The Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald / Disappearing Legacies: The World as a Forest exhibition is currently on display at the Zoologisches Museum, Centrum für Naturkunde, Universität Hamburg.

  • 2017 Yayasan Peta Bencana Meriahkan Acara Car Free Day

    Pada 10 Desember 2017 lalu, Yayasan Peta Bencana menyulap salah satu ruas jalan tersibuk di Jakarta, Sudirman-Thamrin, menjadi sebuah lokasi instalasi seni jalanan yang didesain secara eksklusif untuk meningkatkan ketangguhan terhadap musim penghujan ini! Setiap minggu pagi, ruas jalan yang terletak di jantung ibu kota ini ditutup bagi para pengendara kendaraan bermotor dalam rangka acara car free day (CFD) sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pejalan kaki, pelari, serta pengendara sepeda dan skateboard. Peta Bencana memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadakan kegiatan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim penghujan tahun 2017/2018; mengingat banyaknya orang berlalu lalang di lokasi instalasi tersebut untuk ber-selfie, pengunjung diingatkan untuk membagikan hasil foto-foto mereka bersama lukisan mural 3D PetaBencana.id di jalanan selama musim penghujan ini dan berkontribusi pada komunitas pemetaan banjir secara real-time. PetaBencana.id mengumpulkan laporan hasil crowd-source tentang banjir dari berbagai kanal media sosial dan memvisualisasikannya dalam peta gratis berbasis web, sehingga semua orang memperoleh informasi yang mereka butuhkan untuk tetap aman dan dapat mengindari bahaya selama musim penghujan. Informasi ini dibagikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta yang juga dapat meng-update peta ini dengan informasi terkini terkait genangan di daerahnya, sehingga menciptakan kanal komunikasi transparan dua arah bagi semua orang yang ada di perkotaan. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh BPBD DKI Jakarta untuk mensosialisasikan program penanggulangan bencana kepada pengunjung acara CFD di ruas jalan ini.

    Peta Bencana senang sekali melihat antusiasme dari pengunjung CFD dari berbagai kalangan dan usia yang sangat tertarik untuk menerima kehadiran dari konsep komunitas seni ini dan terus membagikan budaya sadar bencana ini melalui postingan selfie di akun media sosial mereka. Orang-orang yang lewat juga tertarik akan perspektif dari instalasi yang didesain untuk memiliki spot unik yang spesial dan menimbulkan keinginan untuk berfoto dengan pose-pose sedang menyelamatkan kerabat dan keluarga dari ilustrasi banjir.

    Salah satu pengunjung berkomentar, “Menginstalasi kesenian mural 3D di jalan raya ketika CFD adalah langkah bagus untuk mendapat perhatian dari ribuan warga dan bersosial dengan lingkungan sekitar di Jakarta untuk membudayakan sadar bencana dan meningkatkan ketangguhan warga!”

    Para pengunjung begitu juga dengan staf dari BPBD DKI Jakarta menunjukkan antusias dan ketertarikan yang tinggi untuk menanti acara-acara serupa dengan frekuensi yang lebih sering di sekitar kota Jakarta. Kami menantikan waktu selanjutnya untuk menghadirkan spot selfie bagi warga Jakarta dengan menggabungkan kekuatan selfie, media sosial, dan kegiatan seni ini di tempat-tempat umum untuk mendukung ketangguhan warga!

    Ikuti terus update kami!